Hari raya idul qurban tinggal menunggu hari. Ibadah sunnah muakkadah pagi hari dimulai dari persiapan tata cara dan niat sholat idul adha kemudian memperhatikan khutbah idul adha dengan seksama.
Sholat Idul Adha dilaksanakan pada pagi hari tanggal 10 bulan Dzulhijjah setiap tahunnya. Adapun untuk tahun ini jatuh pada tanggal 20 Juli 2021 atau 10 Dzulhijjah 1442 Hijriyah.
Dua hari sebelumnya kita disunahkan untuk niat puasa idul adha yang biasa kita sebut dengan niat puasa tarwiyah dan niat puasa arafah idul adha.
Shalat Idul Adha sendiri hukumnya adalah sunnah muakkad atau sunnah yang dianjurkan.
Karena itulah kita sebagai umat muslim sangat dianjurkan untuk menjalankan shalat Idul Adha ketika hari raya Idul Qurban tiba.
Hukum Menjalankan Sholat Idul Adha
Hukum menjalankan shalat Idul Adha menurut jumhur ulama atau sebagian besar ulama adalah sunnah muakkadah atau sunnah yang sangat dianjurkan.
Adapun yang menjadi dasar dari hukum shalat idul adha adalah:
خَمْسُ صَلَوَاتٍ فِى الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ . فَقَالَ هَلْ عَلَىَّ غَيْرُهَا قَالَ لاَ ، إِلاَّ أَنْ تَطَوَّعَ
Artinya:
“Sholat lima waktu dalam sehari semalam.” Orang itu bertanya lagi, “Apakah ada kewajiban (sholat) lain?” Beliau menjawab, “Tidak, kecuali engkau mengerjakan sholat sunnah.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Sementara itu, di dalam Mazhab Hambali menyebutkan jika hukum shalat idul adha adalah fardhu kifayah bagi mereka yang diwajibkan untuk sholat Jumat.
Adapun konsekuensi hukumnya adalah jika sudah ada orang Islam yang sudah mengerjakannya, maka gugurlah kewajiban menjalankan sholat hari raya idul adha.
Sebaliknya jika di dalam suatu daerah tidak ada yang menjalankannya, maka berdosalah semua yang tinggal di daerah tersebut.
Sementara dari mazhab Hanafi menyebutkan jika hukum melaksanakan shalat Idul Adha adalah fardhu ‘ain bagi mereka yang diwajibkan untuk Sholat Jum’at.
Adapun konsekuensi hukumnya adalah mereka yang sudah diwajibkan tetapi tidak menjalankan akan mendapatkan dosa.
Dasar hukum yang digunakan adalah berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ummu Athiyah R.A:
أَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَنْ نُخْرِجَ فِيْ عِيْدَيْنِ العَوَاطِقَ وَالْحُيَّضَ لِيَشْهَدْناَ الخَيْرَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِيْنَ وَتَعْتَزِلَ الْحُيَّضُ الْمُصَلِّى
Artinya:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami keluar menghadiri shalat ‘id bersama budak-budak perempuan dan perempuan-perempuan yang sedang haid untuk menyaksikan kebaikan-kebaikan dan mendengarkan khutbah. Namun beliau menyuruh perempuan yang sedang haid menjauhi tempat shalat.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Niat Sholat Idul Adha
Salah satu rukun sholat yang utama adalah niat. Begitu pula ketika menjalankan sholat hari raya idul adha.
Tanpa adanya niat sholat Idul Adha yang benar maka ibadah yang kita lakukan lebih sulit diterima di sisi Allah SWT.
Adapun melafalkan atau mengucapkan niat dengan lisan zahir, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama.
Menurut mazhab Maliki dan Madzhab Imam Abu Hanifah, melafalkan niat shalat sebelum takbiratul ihram tidak disyariatkan, kecuali bagi orang yang was-was atau ragu terhadap niatnya sendiri.
Berbeda dengan pendapat dari menurut mazhab Syafi’i dan pengikut mazhab Hanbali yang mengatakan jika melafalkan niat hukumnya sunnah.
Alasannya adalah melafalkan niat sebelum takbir dapat membantu untuk mengokohkan hati.
Tujuan pelafalan niat agar seseorang lebih khusyuk dalam melaksanakan shalat. Baik melafalkan niat dengan lisan atau tidak, keduanya tetap sah dilakukan selama memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.
أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا لِلهِ تَعَــــــــالَى
“Ushallii sunnatan liidil adha rok’ataini imaaman lillahi ta’alaa”.
Artinya: “Aku berniat salat Iduladha dua rakaat sebagai imam karena Allah ta’ala”.
أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَــــــــالَى “Ushallii sunnatan liidil adha rok’ataini makmuman lillahi ta’alaa”. Artinya: “Aku berniat salat Iduladha dua rakaat sebagai makmum karena Allah ta’ala.”
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِعِيْدِ الْأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (مَأْمُوْمًاإِمَامًا) للهِ تَعَالَى “Ushallii sunnatan liidil adlha rak‘ataini mustaqbilal qiblati (ma’muuman/imaaman) lillahi ta‘alaa” Artinya: “Aku niat melaksanakan shalat sunnah Idul Adha dua rakaat, menghadap kiblat (sebagai makmum/imam) karena Allah Ta‘ala.”
Selain itu buat kita yang tidak bisa melafalkan niat shalat Idul Adha dengan bahasa Arab, maka kita tetap bisa melafalkan doa sholat idul adha dengan menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa setempat.
Pelafalan niat ini merupakan alat bantu untuk lebih memantapkan hati dan fokus sama niat sholat Idul Adha.
Tata Cara Sholat Idul Adha
Adapun tata cara sholat Idul Adha sendiri sama dengan ketika menjalankan shalat Idul Fitri.
Shalat hari raya idul adha tidak perlu mengumandangkan adzan dan Iqomah. Tetapi cukup diganti dengan takbir untuk mengagungkan Allah SWT.
Kemudian sholat hari raya idul adha ini sunah dilakukan di tanah lapang dan juga masjid.
Adapun dasar kesunahan ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Said Al-Khudri RA, ia berkata: “Rasulullah SAW biasa keluar pada hari raya Idulfitri dan Iduladha menuju tanah lapang,” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Adapun tata cara sholat Idul Adha adalah sebagai berikut:
- Niat sholat Idul Adha sebagaimana yang sudah disebutkan di atas
- Takbiratul ihram
- Membaca doa iftitah
- Takbir (jumlah takbir sholat idul adha tujuh kali pada rakaat satu). Diantara takbir tersebut dianjurkan membaca (setelah nomor 22 atau klik disini)
- Membaca surah Al-Fatihah
- Membaca salah satu surah atau ayat dalam Al-Qur’an. Pada rakaat pertama bacaan shalat idul adha yang dianjurkan adalah membaca surah al-A’la.
- Rukuk dengan tuma’ninah
- I’tidal dengan tuma’ninah
- Sujud pertama dengan tuma’ninah
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
- Sujud kedua dengan tuma’ninah
- Duduk sejenak dengan tuma’ninah kemudian bangkit mengerjakan rakaat kedua
- Takbir (jumlah takbir sholat idul adha lima kali untuk rakaat kedua). Untuk sela-sela diantara takbir dianjurkan membaca anjuran di atas seperti rakaat pertama.
- Membaca surah Al-Fatihah
- Membaca salah satu surah atau ayat dalam Al-Qur’an. Pada rakaat ini, yakni rakaat kedua bacaan shalat idul adha yang dianjurkan adalah membaca surah Al-Ghasyiyah.
- Rukuk dengan tuma’ninah
- I’tidal dengan tuma’ninah
- Sujud pertama dengan tuma’ninah
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
- Sujud kedua dengan tuma’ninah
- Duduk tasyahud akhir
- Salam.
Setelah itu dilanjutkan dengan pembacaan khutbah idul adha.
** اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
“Allahu akbar kabiiroo, walhamdulillahi katsiroo, wa subhanallahi bukrata wa’ashiilaa”.
Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.”
Selain bacaan di atas, di sela-sela takbir juga boleh membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
“Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha illallah wallahu akbar”.
Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”
Mengingat prosesi penyembelihan hewan qurban dilaksanakan setelah shalat Idul Adha hingga hari tasyrik terakhir, maka maka disunahkan untuk mendirikan salat Ied di awal waktu.
Tujuannya agar penyembelihan kurban bisa dilakukan dengan maksimal.
Adapun bagi yang akan berkurban disembelih sendiri, ketika akan menyembelih hewan qurban kita harus membaca doa menyembelih hewan qurban sesuai sunnah terlebih dahulu.
Tempat dan Waktu Sholat Idul Adha
Jadwal sholat idul adha jam berapa?
Waktu untuk menjalankan shalat hari raya idul adha dimulai ketika matahari terbit hingga masuk waktu shalat dzuhur.
Tempat untuk melaksanakan shalat Idul Adha bisa di masjid, mushola atau tanah lapang.
Adapun dasar yang digunakan sebagai pijakan adalah berdasarkan hadis yang diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri yang mengatakan:
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَ اْلأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى. فَأَوَّلُ شَيْئٍ يَبْدَأُ بِهِ الصَّلاَة، ثُمَّ يَنْصَرِفُ فَيَقُوْمُ مُقَابِلَ النَّاسِ، وَ النَّاسُ جُلُوْسٌ عَلَى صُفُوْفِهِمْ، فَيَعِظُهُمْ وَ يُوْصِيْهِمْ وَ يَأْمُرُهُمْ. فَإِنْ كَانَ يُرِيْدُ أَنْ يَقْطَعَ بَعْثًا قَطَعَهُ، أَوْ يَأْمُرُ بِشَيْئٍ أَمَرَ بِهِ ثُمَّ يَنْصَرِفُ
Artinya:
“Rasulullah SAW biasa keluar menuju musholla (tanah lapang/lapangan) pada hari Idul Fitri dan Adha. Hal pertama yang beliau lakukan adalah shalat. Kemudian beliau berpaling menghadap manusia yang sedang duduk di shaf-shaf mereka. Lantas beliau memberi nasihat, wasiat, dan perintah.
Jika beliau ingin mengutus satu utusan maka beliau memutuskannya. Atau bila beliau ingin memerintahkan sesuatu maka beliau memerintahkannya dan kemudian berpaling ….” (H.R. Bukhari, Muslim dan Nasa’i)
Adapun dalam hadis di atas disebutkan menuju mushola atau tempat yang digunakan untuk sholat.
Merujuk pada sejarah Nabi sendiri, dahulu Nabi keluar ke tanah lapang dan meninggalkan masjid nabawi untuk mengerjakan sholat Id.
Hal ini karena masjid Nabawi tidak dapat menampung banyaknya jamaah.
Berbeda dengan tanah lapang yang dapat menampung banyak jamaah. Hanya saja pada waktu itu masjid nabawi belum sebesar sekarang ini yang dapat menampung ratusan ribu bahkan jutaan jamaah.
Nah dalam menjalankan shalat idul Adha, antara di lapangan atau di masjid, teman-teman perlu melihat situasi dan kondisinya.
Jika tanah lapang (lapangan) lebih luas daripada masjid, maka yang lebih utama dilakukan di tanah lapang.
Akan tetapi jika tanah lapang lebih sempit daripada masjid, maka yang lebih utama dilakukan di masjid. Kecuali ketika hujan maka perbandingan luas lahan tidak menjadi soal, karena harus dilaksanakan ditempat tertutup.
Kemudian jika ternyata antara masjid dan lapangan memiliki daya tampung yang sama, maka merujuk pada gologan ulama syafi’iyyah bahwa menjalankan sholat id di masjid lebih utama daripada lapangan.
Hal ini karena kaum muslimin bisa mendapat dua pahala yakni dari sholat dan keberadaannya di masjid.
Adapun waktu sholat Idul Adha menurut jumhur ulama, dimulai dari matahari setinggi tombak sampai waktu zawal (matahari bergeser ke barat).
Adapun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa mempercepat pelaksanaan sholat ini karena agar kaum muslimin memiliki lebih banyak waktu untuk menyembelih hewan qurban.
Sudah Tau Niat Puasa Senin Kamis yang Benar?
Sunah Sholat Idul Adha
Di dalam menjalankan sholat Idul adha, baik sebelum maupun sesudah sholat, terdapat sunnah sholat Idul Adha yang bisa teman-teman kerjakan.
Adapun amalan sunah sebelum idul adha adalah sebagai berikut:
1. Niat Mandi Sholat Idul Adha
Rasulullah biasa mandi sebelum berangkat sholat ‘id. Demikian pula para sahabat.
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الأَضْحَى
Artinya:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa mandi pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.” (H.R. Ibnu Majah)
2. Menggunakan Pakaian Terbaik
Ketika akan melaksanakan sholat Id, Rasulullah selalu memerintahkan sahabat mengenakan pakaian terbaik. Adapun dasar sunah sholat Idul Adha ini berdasarkan hadis dari Hasan As Sibthi:
أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم في العيدين أن نلبس أجود ما نجد ، وأن نتطيب بأجود ما نجد
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami agar pada hari raya mengenakan pakaian terbagus dan wangi-wangian terbaik.” (H.R. Hakim)
3. Memakai Wewangian Sebelum Sholat Idul Adha
Anjuran atau kesunahan ini tertuju kepada kaum muslimin semata, sebagaimana hadis yang sudah disebutkan di atas.
Adapun memakai wangi-wangian buat kaum muslimat tidak dianjurkan memakai wangi-wangian, apalagi menggunakan parfum yang baunya tajam karena ada hadits yang melarangnya.
4. Mengajak Keluarga dan Anak-anak
Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Ummu Athiyah jika Rasulullah memerintahkan seluruh wanita untuk menghadiri sholat id.
5. Takbiran Saat Menuju Tempat Sholat Idul Adha
Dalam hari raya Idul Fitri disunahkan mengucapkan atau membaca takbir semenjak terbenamnya matahari pada tanggal 9 Dzulhijjah hingga tenggelamnya matahari tanggal 13 tasyrik.
Adapun lafadz takbir, boleh dua kali takbir, boleh pula tiga kali takbir seperti di bawah ini
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada ilah kecuali Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala pujian hanya untuk-Nya.”
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada ilah kecuali Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala pujian hanya untuk-Nya.”
6. Berjalan Kaki Menuju Tempat Sholat Idul Adha
Ketika berangkat maupun pulang dari shalat idul Adha kita disunnahkan untuk berjalan kaki. Hal ini karena setiap langkah kaki kita akan dihitung menjadi ibadah.
Kecuali jika memang kita tidak bisa jalan kaki karena ada hajat, misal jaraknya yang sangat jauh. Adapun dasar sunah sholat Idul Adha ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Umar R.A.:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَخْرُجُ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا
Artinya:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘id dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang.” (H.R. Ibnu Majah)
7. Melewati Jalan yang Berbeda
Sunah sholat Idul Adha lainnya yang perlu kita ketahui adalah disunnahkan mengambil jalan berbeda saat pergi dan pulang. Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan Sebagaimana hadits dari Jabir radhiyallahu ‘anhu:
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ
Artinya:
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat ‘id, beliau lewat jalan yang berbeda saat berangkat dan pulang.” (H.R. Bukhari)
8. Menyegerakan Sholat Idul Adha
Disunnahkan pula ketika shalat idul adha untuk menyegerakan dimulainya sholat. Hal ini karena agar waktu penyembelihan hewan qurban menjadi lebih longgar dan tidak mepet.
Demikian pembahasan tata cara dan niat sholat Idul Adha lengkap dengan hukum dan amalan sunah yang dapat dilakukan. Semoga dapat menambahkan keberkahan di hari Idul Adha untuk kita semua.
Jika dirasa masih ada yang materi yang kurang, silahkan tuliskan di kolom komentar.
Silahkan di share ya. Semoga bermanfaat.