Khutbah Idul Adha

Khutbah Idul Adha – Sebentar lagi perayaaan hari raya Idul Adha 2021 yang jatuh pada pada tanggal 20 Juli 2021 akan berlangsung. Untuk kalender Islam tentunya diperingati setiap tanggal 10 bulan Dzulhijjah.

Sebelum memasuki hari raya idul adha, kita disunahkan untuk puasa dengan niat puasa arafah dan tarwiyah pada tanggal 9 dan 8 Dzulhijjah atau 2 hari sebelum hari raya.

Pada hari idul adha tersebut, umat muslim akan berbondong-bondong untuk melaksanakan ibadah shalat Idul Adha di tempat yang sudah ditentukan.

Proses pelaksanaannya dimulai dengan menjalankan sholat Idul Adha kemudian dilanjut dengan khutbah idul Adha singkat.

Setelah khutbah idul adha selesai, dilakukanlah penyembelihan hewan kurban yang waktu pelaksanaannya boleh selama hari raya Idul Adha hingga hari tasyrik selesai.

Khusus pembacaan khutbah idul adha terbaru harusnya cukup singkat. Karena saat ini kita masih dalam keadaan pandemi yang sudah berjalan dalam kurun satu tahun. Berbeda ketika khutbah idul adha 2019 yang bisa dibuat lebih panjang.

Dalam pelaksanaannya pun tetap dengan menjalankan protokol kesehatan, sama seperti ketika melakukan shalat dan khutbah idul adha 2020 tahun lalu.

Meskipun dengan waktu yang singkat, khutbah idul adha yang menggetarkan jiwa haruslah tetap diusahakan. Syarat dan rukun khutbah Idul Adha juga harus dipenuhi.

Adapun syarat dan rukun khutbah sama dengan syarat dan rukun khutbah idul fitri. Bagi yang tidak sempat membuat teks khutbah Idul Adha, bisa menggunakan contoh khutbah Idul Adha 2021 di bawah ini.

Contoh Khutbah Idul Adha Singkat

Contoh Khutbah Idul Adha
khutbah idul adha yang membuat menangis

Hikmah Idul Adha

Teks Khutbah Idul Adha I

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ

اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا، اللهُ أَكْبَرُ ما تحرك متحرك و ارتج، وَلَـبَّـى مُحرِمٌ وحَجٌّ ، وَقَصَدَ الحَرَمَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ, وأُقِيْمَتْ للهِ فِيْ هَذِهِ الْأَيَّامِ مَنَاسِكُ الْحَجِّ ، اللهُ أَكْبَرُ مَا نُحَرِّتْ بِمِنَى النَّحَائِرِ، وعُظِّمَتْ للهِ الشَّعَائِرُ، وَسَارَ إِلَى الْجَمَارَاتِ سَائِرٌ، وَطَافَ بِالْبَيْتِ الْعَتِيْقِ زَائِرٌ

اللهُ أَكْبَرُ إذَا سَارُوْا لِزِيَارَةِ الْكَعْبَةِ مُكَبِّرِيْن، وَلِلسَّعْيِ بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ مُهَروِلِيْن، وَلِلْحَجَرِ الْأَسْوَدِ مُسْتَلِمِينَ وَمُقْبِلِيْن، َومِنْ مَاءِ زَمْزَمَ شَارِبِيْنَ ومُتَطَهِّرِيْن. اللهُ أَكْبَرُ سُبْحَانَ ذِي الْمُلْكِ وَ الْمَلَكُوْتِ، سُبْحَانَ ذِي الْعِزَّةِ وَ الْجَبَرُوْتِ، سُبْحَانَ الْحَيِّ الَّذِيْ لَا يَمُوْتُ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

 

Jamaah shalat Idul Adha yang berbahagia!

Marilah kita selalu memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala limpahan rahmat dan karunia-Nya.

Kita selalu diberikan kenikmatan iman, Islam kesehatan dan juga kesempatan untuk melaksanakan berbagai macam ibadah kepada Allah SWT. Termasuk kenikmatan juga karena pada pagi ini kita dapat melaksanakan shalat Idul Adha 1442 hijriyah.

Semoga momen hari raya Idul Adha ini semakin menambah dan memperkuat keimanan dan juga ketakwaan kita kepada Allah SWT.

Tak lupa juga shalawat dan juga salam selalu kita haturkan ke pangkuan baginda Nabi Besar Muhammad SAW.

Seorang manusia mulia dan juga nabi terakhir yang dipilih oleh Allah SWT untuk menjadi teladan (uswah) bagi seluruh umat manusia sepanjang masa dan juga selalu kita tunggu syafaatnya hingga hari kiamat nanti. 

Hadirin, jamaah shalat Idul Adha yang berbahagia!

Di dalam bulan Dzulhijjah terutama ketika hari raya Idul Adha, kita tidak akan pernah bisa terlepas dengan dua peristiwa besar, yakni ibadah haji dan qurban.  

Walaupun kita sedang menghadapi pandemi Covid 19 yang sudah terjadi selama satu tahun kebelakang, marilah kita tetap menjalankan segala segala ibadah dan juga aktivitas sehari-hari dengan tanpa mengabaikan aturan dan anjuran pemerintah.

Ketentuan Allah yang sudah terjadi berupa pandemi ini tidak boleh sampai menurunkan semangat beribadah kita kepada Allah SWT.

Kita harus yakin dan tidak patah semangat jika akan selalu ada hikmah yang terkandung dibalik semua ketetapan Allah SWT.

Sama seperti ibadah haji dan qurban. Kedua ibadah ini terkandung nilai yang besar di dalamnya. Terdapat keteguhan dan keimanan serta menjadi sebuah bukti jika pengorbanan harus didasari dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.

Hadirin, jamaah shalat Idul Adha yang berbahagia!

Di dalam ibadah Qurban terdapat peristiwa sejarah yang sangat luar biasa hikmahnya. Peristiwa tersebut adalah peristiwa sejarah di mana ketika itu Nabi Ibrahim mendapatkan perintah untuk mengorbankan putranya, Ismail, dengan cara disembelih. 

Berbekal rasa kesabaran, keteguhan hati dan keimanan yang tinggi, Nabi Ibrahim pun melaksanakan perintah yang disampaikan Allah untuk menyembelih putranya Ismail melalui sebuah mimpi. 

Akan tetapi tepat sebelum Nabi Ibrahim menyembelih puteranya, Ismail, malaikat membawa seekor kambing dari surga sebagai ganti Ismail untuk disembelih. 

Peristiwa inipun diabadikan dalam Al-Qur’an surah As-shoffat: 102:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعۡيَ قَالَ يَٰبُنَيَّ إِنِّيٓ أَرَىٰ فِي ٱلۡمَنَامِ أَنِّيٓ أَذۡبَحُكَ فَٱنظُرۡ مَاذَا تَرَىٰۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُۖ سَتَجِدُنِيٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Artinya:

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelih mu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia (Ismail) menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapati ku termasuk orang-orang yang sabar.”

Dari peristiwa sejarah inilah kemudian umat Islam diperintahkan untuk menyembelih hewan Qurban. Hal ini karena pada hakikatnya adalah sebagai sebuah ibadah agar mengingatkan kita kembali kepada tujuan hidup yakni untuk beribadah kepada Allah SWT.

Allah berfirman di dalam al-Qur’an Surah Adz-Dzaariyaat: 56:

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Hadirin jamaah Idul Adha yang berbahagia!

Jika melihat lebih jauh peristiwa Nabi Ibrahim tersebut maka kita akan dapat mengambil hikmah yang besar di dalamnya.

Hikmah yang bisa kita ambil adalah keikhlasan dalam menjalankan perintah Allah SWT.  Hal ini karena salah satu kunci untuk memperoleh ridha Allah adalah dengan keikhlasan dalam menjalankan apa yang menjadi perintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarangNya. 

Jika di dalam beribadah tidak dilandasi dengan keikhlasan maka niscaya apa yang kita lakukan hanya akan menjadi sebuah kesia-siaan belaka.

إِنَّ اللَّهَ لا يَقْبَلُ مِنْ الْعَمَلِ إِلا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ  

Artinya:

Allah tidak menerima amal, kecuali amal (ibadah) yang dilandasi keikhlasan dan karena mencari keridhaan Allah SWT (HR. Nasa’i)

Di dalam berkurban kita harus siap dan ikhlas mengorbankan sebagian harta kita untuk orang lain. Karena pada hakikatnya semua itu adalah milik Allah SWT.

Untuk itulah sudah sepantasnya di dalam berkurban kita harus memberikan hewan qurban terbaik yang kita punya.

Prinsip ini harus kita pegang dan kita perhatikan karena pada dasarnya merupakan bagian dari ketaatan dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT.

Selain hikmah keikhlasan, di dalam ibadah qurban juga terdapat hikmah lain. Hikmah tersebut bisa dilihat dalam makna qurban itu sendiri.

Secara bahasa qurban artinya dekat. karena itulah qurban dapat diartikan dengan mendekatkan diri kepada Allah dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya melalui wasilah hewan ternak yang dikurbankan atau disembelih.

Jamaah Idul Adha rahimakumullah

Ibadah lain di dalam hari raya idul Adha selain qurban adalah ibadah haji ke Tanah Suci Makkah. 

Ibadah haji merupakan rukun Islam yang ke 5. Artinya ibadah haji merupakan kewajiban bagi kita umat Islam yang memiliki kemampuan. 

Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya dalam surat Ali Imran ayat 97:

 وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَا عَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَن كَفَرَ فَإِ نَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ 

Artinya:

“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari semesta alam.“ 

Sanggup di sini memiliki arti mampu dan juga siap untuk mengorbankan harta yang dimiliki sebagai wujud syukur atas nikmat harta dan kesehatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

Ibadah haji selain merupakan ibadah kepada Allah dan menjadi tamu Allah di Baitullah juga memberikan pelajaran lain kepada kita. Sebuah pelajaran untuk menjauhi sifat kikir dan cinta terhadap kekayaan materi. 

Pengorbanan yang kita lakukan untuk dapat beribadah haji juga memberikan pelajaran kepada kita untuk tidak membangga-banggakan kekayaan ataupun kelebihan yang kita miliki.

Semua kekayaan yang ada pada hakikatnya adalah karunia dan anugerah dari Allah SWT. Maka dari itu sudah sewajarnya jika kita bersyukur dan menjadikannya sebagai modal untuk tekun beribadah kepada Allah SWT. 

Kita bisa mengambil hikmah di dalam ibadah haji bahwa kita diajarkan dan diperintahkan untuk saling membantu dan saling bekerja sama dengan orang lain.

Seperti yang sudah sama-sama kita ketahui jika perjalanan ibadah haji ditempuh dengan bersama-sama atau berduyun-duyun.

Di dalam ibadah haji bukan semata soal menjalankan ibadah, tetapi juga terdapat perjalanan yang penuh dengan tantangan kesulitan dan pengorbanan. 

Butuh semangat juang yang tinggi tanpa putus asa disertai dengan kedisiplinan dan kesabaran untuk mencapai sebuah tujuan. 

Di dalam menjalankan ibadah haji, kita juga harus mengedepankan akhlakul karimah dan juga menumbuhkan kesadaran bahwa niat ke baitullah adalah untuk beribadah. Bukan yang lain. 

Jika kita kita meniatkan ibadah haji dengan niat yang benar, maka kita perlu untuk membangkitkan semangat dan kesadaran diri untuk saling mengingatkan dalam kebenaran.

Selain itu juga dengan ibadah haji kita juga perlu saling menasihati dalam kesabaran dan menyebarkan kasih sayang kepada seluruh ciptaan Allah SWT. 

Kaum Muslimin wal Muslimat rahimakumullah,

DI dalam melakukan ibadah haji berarti kita harus taat dan tunduk dengan segala perintah Allah SWT. Ibadah haji merupakan ibadah yang sudah ditentukan waktu dan tempatnya.

Artinya ketika menjalankan ibadah haji maka mau tidak mau kita harus meninggalkan aktivitas duniawi untuk fokus beribadah bagi kepentingan ukhrawi semata.

Ibadah haji selain sebagai sebuah upaya untuk membersihkan diri dari dosa juga sebagai sebuah upaya mengharapkan ampunan, rahmat, dan ridha Allah SWT. 

Selain sebagai sebuah ibadah, di dalam menjalankan ibadah haji juga memiliki hikmah untuk melatih kesabaran dan kedisiplinan dengan cara menjalankan rangkaian ibadah yang begitu padatnya.

Selain itu juga di dalam ibadah haji kita juga akan melatih hati kita untuk selalu mengingat Allah SWT dan juga melupakan urusan dunia.

Kemudian pakaian yang digunakan ketika haji merupakan kain ihram yang berwarna putih merupakan sebuah simbol kain kafan.

Kain ini sebagai pengingat kepada setiap orang bahwa kematian pasti akan datang bagi setiap yang bernyawa. Semua makhluk hidup berasal dari Allah SWT dan hanya kepada-Nya lah kita akan kembali nantinya.

Semua orang pasti akan berpisah dengan orang-orang tercinta dan semuanya akan kembali kepada pemilik yang sesungguhnya yakni Allah SWT.

Kemudian di dalam pelaksanaan ibadah haji terdapat ibadah thawaf, yakni mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali. Lalu ada ibadah sa’i yakni berlari kecil dari bukit Shafa ke bukit Marwah.

Selama pelaksanaan haji pun para jamaah senantiasa berdoa agar mendapatkan pertolongan Allah SWT serta mengharapkan perlindungan dari dosa yang timbul dari hawa nafsu dan godaan Setan. 

Perlu kita ketahui bersama jika di dalam thawaf dan sa’i terdapat pesan yang mendalam. Pesan tersebut berupa semangat juang tanpa henti dan juga semangat untuk berhijrah menjadi pribadi yang lebih baik. 

Melalui sa’i kita mendapat pesan untuk selalu berusaha meraih kemuliaan dengan berserah diri kepada Allah. Kita harus selalu berusaha dan tidak putus asa untuk membersihkan hati dari sifat yang tercela.

Kita pun harus selalu menanamkan tekad yang kuat untuk dapat mencapai puncak kesucian. 

Hadirin, jamaah Idul Adha rahimakumullah,

Di dalam ibadah haji, seperti yang dijanjikan oleh Allah SWT bahwa tiada balasan atau pahala bagi orang yang melaksanakan ibadah haji yang mabrur kecuali syurga baginya. 

الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ 

Artinya:

Haji yang mabrur tiada balasan baginya kecuali surga (HR. Nasa’i). 

Lalu apa maksud dari haji mabrur? Haji mabrur merupakan ibadah haji yang tidak dicampuri dengan kemaksiatan. 

Sesuai dengan arti atau makna al-mabrur sendiri yang berasal dari kata al-birr yang berarti ketaatan.

Dengan kata lain ibadah haji yang dijalankan dengan penuh ketaatan sehingga tidak tercampur dengan dosa disebut sebagai haji mabrur.

Ibadah haji yang mabrur merupakan ibadah yang diterima oleh Allah SWT dan orang yang menjalankannya akan dibalas dengan al-birr (kebaikan) yaitu pahala. 

Adapun tanda-tanda dari haji mabrur adalah seseorang tersebut menjadi lebih baik dari sebelumnya dan tidak mengulangi perbuatan maksiat dan dosa yang ia lakukan.

Hadirin jamaah Idul Adha rahimakumullah, 

Di hari raya idul adha ini, marilah kita merenungkan kembali hikmah ibadah haji dan qurban. Kita sebagai umat manusia berkewajiban untuk terus menjalani setiap kehidupan dan selalu meyakini bahwa Allah memiliki tujuan dalam memberikan setiap perintah kepada manusia.

Pun demikian dengan segala rintangan dan cobaan yang ada, kita harus selalu yakin akan hikmah yang disampaikan oleh Allah kepada kita.

Allah yang memberikan kita hidup maka kita pun juga harus dan berusaha untuk memberikan yang terbaik dan berbuat baik dengan mematuhi perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.

Dengan keyakinan dan keikhlasan untuk mematuhi perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya akan membawa kebaikan kepada kita.

Hadirin jamaah Idul Adha rahimakumullah, 

Marilah kita berdoa, memohon kepada Allah SWT agar dapat selalu dalam perlindungan-Nya. Semoga kita selalu dapat menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

ٍSemoga pandemi yang sedang terjadi ini dapat segera berlalu sehingga kita dapat beraktifitas seperti biasa, beribadah dengan lebih giat lagi.

Selain it juga semoga kita semua dapat diperkenankan untuk sampai ke Mekkah, Madinah, dan Arafah untuk menjadi tamu-Mu menjalankan ibadah haji.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

Teks Khutbah Idul Adha II

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ . اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَر

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ.اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ : فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهْ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ. وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ, اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ, وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ, وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ, وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ, وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ, وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ, مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ, عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً, وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ

رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ, وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Teks Khutbah Idul Adha Terbaru

Contoh Khutbah Idul Adha Bahasa Jawa
Contoh Khutbah Idul Adha Bahasa Jawa

Contoh Khutbah Idul Adha I

الله أكبر (X3) الله أكبر (X3) الله أكبر (X3)

اللهُ اَكْبَرْ كُلَّمَا هَلَّ هِلاَلٌ وَاَبْدَرَ اللهُ اَكْبَرْ كُلَّماَ صَامَ صَائِمٌ وَاَفْطَرْ. اللهُ اَكْبَرْ كُلَّماَ تَرَاكَمَ سَحَابٌ وَاَمْطَرْ وَكُلَّماَ نَبَتَ نَبَاتٌ وَاَزْهَرْ وَكُلَّمَا اَطْعَمَ قَانِعُ اْلمُعْتَرْ.

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدَ اْلفِطْرِ بَعْدَ صِياَمِ رَمَضَانَ وَعْيدَ اْلاَضْحَى بَعْدَ يَوْمِ عَرَفَةَ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الشَّافِعُ فِى اْلمَحْشَرْ نَبِيَّ قَدْ غَفَرَ اللهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ.

اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ. اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

 Ma’asyiral Muslimin wa Zumrotal Mukminina Rahimakumullah 

Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena pada hari raya Idul Adha ini kita semua masih diberikan kesehatan untuk menjalankan shalat Idul Adha tanpa adanya halangan suatu apapun.

Walaupun di tengah pandemi Covid 19 yang sedang terjadi akan tetapi kita semua masih diberikan kesempatan untuk menjalankan ibadah bersama-sama.

Momen hari raya ini Idul Adha merupakan salah satu momentum indikator ketakwaan kita kepada Allah. Sebuah momentum untuk kita sebagai bekal dalam meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat nanti.

Semoga kita semua dapat selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Sehingga kita semua dapat menjadi orang bertaqwa dan termasuk golongan orang-orang yang bertakwa. Amin ya rabbal alamin.     

Ma’asyiral Muslimin wa Zumrotal Mukminina Rahimakumullah 

Baru saja kita selesai menjalankan shalat kita dengan menyebarkan salam sejahtera kepada semua makhluk yang ada di sekitar kita.

Semenjak semalam hingga pagi tadi, kita terus mengumandangkan takbir hingga menggema memenuhi langit sejak tadi malam sampai pagi ini.

Kita memenuhi langit dengan suara takbir kita. “Allahu akbar allahu akbar allahu akbar la ilahaillallahu allahu akbar. Allahu akbar walillahil hamdu“.  

Sementara itu di belahan bumi lainnya, yakni Makkah al-Mukarromah pada masa tahun ini hanya sebagian kecil dari jutaan umat Islam  di seluruh dunia yang berkumpul untuk melakukan ibadah haji.

Gemuruh serta gema dari para jemaah haji yang sedang melaksanakan ibadah haji  menyambut panggilan ilahi dengan mengucapkan talbiyah. “Labbaik Allahumma labbaik. Labbaika la syarika laka labbaik. Innal hamda wanni’mata la wal mulk laa syarika laka”.

Ma’asyiral Muslimin wa Zumrotal Mukminina Rahimakumullah

DI dalam hari raya Idul Adha atau Idul Qurban merupakan hari raya yang khas dengan ibadah kurban. Ibadah Kurban ini merupakan bentuk rasa syukur kita pada Allah. 

Allah SWT telah memberikan dan melimpahkan melimpahkan berbagai macam anugerah dan segala kenikmatan pada kita semua. 

Kita semua telah diberi banyak hal oleh Allah SWT mulai dari anggota tubuh kita dengan berbagai macam fungsi dan kegunaannya.

Semua itu adalah sebuah kenikmatan yang tidak akan terbeli harganya. Kita tidak akan bisa menghitung banyaknya nikmat Allh SWT yang telah diberikan kepada kita. Bukan hanya jutaan, milyaran bahkan hingga nominal yang tidak akan bisa kita sebutkan.

Udara yang kita hirup setiap saat, makanan yang kita makan, kendaraan dan lainnya semua adalah karena nikmat dan karunia Allah SWT. Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada setiap Makhluknya.

 وَاللهُ خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيْعًا (Wallahu khalaqa lakum ma fil ardli jami’a). Allah SWT telah menciptakan semua yang ada di dunia.

Semua ciptaan Allah jika dihitung dengan nominal angka manusia, pasti tiada terhingga jumlahnya. Untuk itu kita harus selalu bersyukur kepada Allah SWT.

وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ ۖ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ ۖ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya:

“Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi’ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur” (QS. al-Hajj : 36).

Ma’asyiral Muslimin wa Zumrotal Mukminina Rahimakumullah

Momen Hari Raya Idul Adha yang selalu kita rayakan setiap tahunnya selalu menjadi rekonstruksi sejarah masa lampau.

rekonstruksi sejarah tersebut merupakan sejarah kehidupan figur agung para kekasih Allah SWT, yaitu figur Nabiyullah Ibrahim A.S. seorang Ayah, Nabi dan kekasih Allah.

Kemudian ada figur sang anak hebat Nabi Ismail A.S. dan juga sosok atau figur sang ibu luar biasa Siti Hajar. 

Mereka semua menjalankan perintah Allah dengan penuh keteguhan, kesabaran dan keikhlasan yang tiada terhingga. Sebuah perintah untuk menyembelih putra semata wayangnya Ismail yang kemudian diganti oleh Allah dengan kambing.

Sebuah peristiwa yang luar biasa dan sarat akan hikmah yang terkandung di dalamnya.

Ibadah Kurban selain sebagai bentuk kepatuhan pada titah Allah SWT, juga merupakan bentuk solidaritas atas sesama yang tercecer dari mobilitas sosial. 

Sebuah solidaritas untuk mereka: Orang-orang fakir dan orang miskin agar dapat merasakan kebahagiaan di hari raya ini.

Apalagi di tengah pandemi yang sedang menghantui ini yang membuat kondisi perekonomian di dunia, terkhusus di Negara Indonesia menjadi lesu.

Dengan kondisi kehidupan yang semakin sulit, maka kita berkewajiban untuk untuk membantu mereka sesuai dengan kemampuan kita.

Nabi Muhammad SAW sangat mengecam keras orang yang sudah mampu untuk berkurban tetapi enggan berkurban.

Berkurban di dalam agama Islam bukan semata sebagai ritus persembahan untuk meningkatkan spritualitas seseorang. Bukan juga sebagai sebuah tontonan kesalehan orang-orang kaya semata. 

Akan tetapi berkurban di dalam agama Islam selain bernilai ibadah juga merupakan sarana untuk memperkuat kepekaan sosial, menyantuni fakir miskin dan membuat gembira orang yang sengsara. 

Ibadah kurban memberikan cerminan bahwa untuk dapat dekat atau taqarrub kepada Allah SWT, maka orang tersebut harus sudah dekat dengan saudara-saudaranya yang kekurangan. 

Selain itu dibangun juga jembatan, pemanfaatan jalur lautan dan juga udara. Kemudian untuk mengurangi kemacetan di daratan, manusia juga juga mengkapling-kapling lautan dan udara.

Ma’asyiral Muslimin wa Zumrotal Mukminina Rahimakumullah 

Selama proses perjalanan dan pengembaraan manusia secara fisik untuk mengetahui luasnya dunia, pada akhirnya akan selalu terhambat secara teknis. 

Misalnya kemacetan yang terjadi di daratan, lautan maupun udara. Kemudian manusia menciptakan internet dan teknologi fotografi serta televisi.

Sehingga pada masa sekarang, manusia hanya dengan duduk di komputer atau televisi, mereka sudah dapat menjangkau dunia yang lebih luas dan berwarna.

Meskipun memang yang dilihat hanya berupa potongan gambar, rekaman video atau foto.   

Seperti yang sudah diperlihatkan Nabi Ibrahim AS, Islam mentrandensikan jalan menuju Tuhan sebagai jalan kebahagiaan dan jalan menuju akhirat. 

Islam memberikan dimensi moral spiritual agar aktivitas manusia memiliki tujuan yang lebih bermakna. Bukan hanya sekedar sekedar mobilitas fisik tanpa tujuan yang bersifat ilahi.

Pertanyaan sederhana Allah SWT kepada Nabi Ibrahim AS merupakan pertanyaan moral yang sarat akan makna.

Hendak dibawa kemana harta, mobil, jabatan pangkat atau apapun yang kita miliki? Sebuah pertanyaan sederhana yang memerlukan kesadaran tinggi untuk menjawabnya.

Manusia di tengah hiruk pikuk dengan berbagai aktivitasnya, perlu mengingat kembali apa yang menjadi pertanyaan Ibrahim AS. 

Bisa jadi karena yang primer bagi manusia secara faktual dewasa ini adalah menghindari apapun yang menyakitkan dan mengejar apapun yang dirasakan menyenangkan. 

Sehingga kemudian yang muncul hanyalah kehidupan materi duniawi belaka. 

Padahal salah satu dimensi dan misi manusia sebagai moral being adalah menegakkan nilai-nilai moral dalam kehidupannya di manapun berada. 

Nilai-nilai moral ini harus diwujudkan dalam ruang-ruang kantor, di kamar rumah, di masjid, di restoran, di warung kopi dan lain sebagainya. 

Lagi-lagi tujuan hidup kita perlu meniru Nabi Ibrahim yakni semua kehidupan harus tertuju pada Allah. Tuhan semesta alam. 

Inna shalati wa nusuki wamahyaya wa mamati lillahi rabbil alamin. Sesungguhnya shalatku, matiku, hidupku adalah untuk Allah. 

Kalimat ini sudah seringkali kita ikrarkan dalam lisan kita ketika kita sedang menjalankan shalat. Maka kita perlu untuk mewujudkannya di dalam segala keseharian dan kehidupan kita.

Ma’asyiral Muslimin wa Zumrotal Mukminina Rahimakumullah 

Selain pelajaran berharga di atas, masih ada pelajaran berharga lain yang kita bisa teladani dari Nabi Ibrahim AS.

pelajaran tersebut adalah seperti di dalam doa Nabi Ibrahim yakni Rabbi habli minasshalihin. Artinya Ya Allah berilah kami anak-anak yang soleh. Di dalam doa ini terdapat tujuan tertinggi manusia adalah untuk memiliki anak yang shaleh.

Kita seringkali lupa akan hal ini. Kita lebih mementingkan untuk memiliki anak yang pintar, anak yang kaya raya, anak yang punya jabatan luar biasa tanpa memperhatikan keshalihannya.

Apalah arti semua itu jika tidak diimbangi dengan keshalihan. Karena yang terpenting adalah “anak soleh”. Akan tetapi untuk mewujudkan semua itu bukanlah perkara yang mudah.

Perlu peran banyak hal untuk mewujudkan anak yang shalih.

Peran yang pertama dan utama dalam mewujudkan anak soleh adalah keluarga. Kita tidak boleh meremehkan peran keluarga. 

Seperti yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan istrinya Siti Hajar, mereka berdua memberikan pendidikan keluarga sejak dini agar anaknya bisa menjadi anak yang soleh.

Mereka berdua  berjibaku dan berjuang keras dalam membentuk karakter Ismail hingga menjadi sedemikian rupa. Mereka berdua pun juga selalu memberikan pendidikan agama pada Ismail sejak dini.

terkait dengan pendidikan anak, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Didiklah anak-anakmu pada tiga perkara: mencintai Nabimu, mencintai ahlu baitnya dan membaca al-Qur’an”. (HR. Tabrani).  

Selain itu Nabi pun juga bersabda:  

 عَلِمُوْا أَوْلَادَكُمْ فَإِنَّهُمْ مَخْلُوْقُوْنَ فِيْ زَمَانِ غَيْرِ زَمَانِكُمْ  

“Didiklah anak-anakmu karena mereka hidup di zaman yang tidak sama dengan zamanmu”.  

Ma’asyiral Muslimin wa Zumrotal Mukminina Rahimakumullah   

Peranan yang kedua adalah selalu memberikan keteladanan (uswah) pada anak-anak kita. Bagaimanapun juga, salah satu dakwah yang sangat manjur dalam mengarahkan anak-anak kita adalah dengan memberikan suri tauladan yang baik kepada mereka.

Dengan memberikan contoh dan suri keteladanan yang dilakukan sehari-hari maka akan turut mempengaruhi anak-anak kita. 

Jika lingkungan keluarga mempertontonkan kejujuran dan kedermawanan, maka perilaku tersebut akan berpengaruh bagi anaknya. 

Sebaliknya, jika lingkungan keluarga mempertontonkan kedustaan dan kebakhilan, maka perilaku buruk tersebut juga akan berpengaruh dan ditiru anaknya. 

Peran selanjutnya adalah mengumpulkan anak-anak kita dengan teman-teman yang baik atau teman yang soleh atau solehah. 

Lingkungan dimana kita tinggal akan sangat berpengaruh pada manusia, pada anak-anak dan juga pada adik-adik kita. 

Karena itulah kita perlu memberikan pendidikan kepada anak dengan pendidikan yang mementingkan akhlakul karimahnya. 

Jangan sampai kita menjerumuskan anak-anak kita pada lingkungan yang kurang baik sehingga akan mempengaruhi anak-anak kita kedepannya.

Ma’asyiral Muslimin wa Zumrotal Mukminina Rahimakumullah

Demikianlah khutbah yang saya sampaikan. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

   بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّه هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Contoh Khutbah Idul Adha II

اللهُ أَكْبَر، اللهُ أَكْبَر، اللهُ أَكْبَر، اللهُ أَكْبَر، اللهُ أَكْبَر، اللهُ أَكْبَر، اللهُ أَكْبَر

اَلْحَمْدُ لله أَفَاضَ نعمه علينا وأعظم. وَإِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللهِ لَا تُحْصُوْهَا, أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه. أسبغ نعمه علينا ظاهرها وباطنها وأشهد أن محمدا عبده ورسوله. رسول اصطفاه على جميع البريات. ملكهاوإنسها وجنّها

اَللَّهُمَ صَلِّ وَسَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْكَمَالِ فِى بَقَاعِ الْأَرْضِ بدوها وقراها, بلدانها وهدنها. اللَّهُمَ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْم وَعَلَى أَلِ إِبْرَاهِيْم, وَبَارِكْْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ مُحَمّدٍ, كَمَابَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْم وَعَلَى أَلِ إِبْرَاهِيْم فِى الْعَالَمِيْن إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات. إنك سميع قريب مجيب الدعوات وقاضى الحاجات. اللهم وفقنا لعمل صالح يبقى نفعه على ممر الدهور. وجنبنا من النواهى وأعمال هى تبور

اللهم أصلح ولاة أمورنا. وبارك لنا فى علومنا وأعمالنا. اللهم ألف بين قلوبنا وأصلح ذات بيننا. اللهم اجعلنا نعظم شكرك. ونتبع ذكرك ووصيتك. ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب

ربنا أتنا فى الدنيا حسنة وفى الأخرة حسنة وقنا عذاب النار.سبحانك رب العزة عما يصفون. و سلام علي المرسلين. والحمد لله رب العالمين

عباد الله ! إن الله يأمركم بالعدل والإحسان وإيتاء ذى القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر. يعذكم لعلكم تذكرون. فاذكروا الله يذكركم واشكروا على نعمه يزدكم .ولذكر الله أكبر

Nah itulah naskah khutbah idul Adha 2021 yang bisa di sampaikan setelah menjalankan shalat Idul Adha.

Semoga shalat  dan khutbah idul adha yang membuat menangis dan segala amal ibadah yang kita lakukan selalu diridlai Allah SWT.

Jika teman-teman mencari khutbah idul adha nu dengan naskah khutbah idul adha bahasa jawa, silahkan dibaca contoh teks dibawah ini ya.

Untuk khutbah idul adha pdf diatas bisa download file di sini ya.

Sekali lagi mengingatkan, alangkah baiknya 2 hari sebelum hari raya teman-teman niat puasa tarwiyah dan arofah karena memiliki keutamaan puasa sunnah yang luar biasa.

Jika ada yang kurang faham dari khutbah idul adha di atas, bisa teman-teman sampaikan melalui kolom komentar ya.

Oh iya, untuk materi pengertian qurban dan hukumnya, bisa disimak penjelasannya pada link tersebut ya. Kita bahas lengkap dengan dalilnya ya.

Semoga bermanfaat, silahkan di share juga.

Leave a Reply