Niat Puasa Tarwiyah

Sebelum memasuki hari ke 10 atau pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah, mayoritas umat Islam yang tidak melaksanakan ibadah haji di sunnahkan berpuasa dengan niat puasa Tarwiyah dan Arafah.

Puasa tarwiyah merupakan salah satu amalan yang disunnahkan pada bulan Dzulhijjah selain puasa Arafah. Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal ke 8 Dzulhijjah sesuai dengan penanggalan hijriyah setiap tahunnya.

Jika puasa tarwiyah dan arafah 2020 yang jatuh pada hari Rabu dan Kamis, 29 dan 30 Juli 2020, maka puasa tarwiyah tahun 2021 ini sesuai dengan hitungan hisab  jatuh pada hari Minggu, 18 Juli 2021.

Pada perayaan hari raya, dilaksanakan ibadah sholat dan khutbah idul adha di pagi hari tanggal 20 Juli 2021 atau 10 Dzulhijjah 1442 H.

Baru setelah itu dilaksanakan penyembelihan hewan qurban. Namun teman teman harus tahu pengertian qurban dan hukumnya secara benar ya.

Bacaan Niat Puasa Tarwiyah

Bacaan Niat Puasa Tarwiyah

Kata tarwiyah secara bahasa berarti proses berpikir. Bersandar pada sejarah qurban ketika Nabi Ibrahim As sedang merenung dan berfikir terkait perintah Allah kepada beliau untuk menyembelih putra semata wayangnya Ismail As.

Proses berpikir tersebut terjadi pada 2 hari sebelum penyembelihan putranya Ismail As dan kemudian kita kenal dengan tarwiyah.

Adapun puasa tarwiyah hukumnya adalah puasa sunnah. Kita sebagai umat muslim tidak diwajibkan untuk menjalankannya.

Meskipun sunnah akan tetapi sangat dianjurkan ya. Karena salah satu amalan istimewa yang hanya bisa dilakukan pada bulan Dzulhijjah.

Dalam pelaksanaannya, puasa tarwiyah memiliki tata cara seperti puasa pada umumnya. Dimulai sebelum munculnya fajar atau sebelum adzan subuh hingga matahari terbenam.

Selain itu juga kita harus menghindari hal-hal yang dapat membatalkan puasa layaknya ketika kita menjalankan puasa wajib seperti puasa bulan Ramadhan atau puasa senin kamis.

Sebaiknya sebelum kita menjalankan puasa, terlebih dahulu kita harus meniatkan untuk puasa tarwiyah.

Niat puasa ini diucapkan sebelum masuk waktu fajar atau pada malam harinya. Akan tetapi jika kita lupa membaca niat pada malam hari, maka kita masih bisa niat puasa tarwiyah dan arafah pada pagi sampai siang hari.

Dengan catatan kita belum makan, minum atau melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.

Sehingga kita masih boleh dan sah melaksanakan puasa walaupun belum berniat di malam hari sebelumnya.

Berikut niat puasa tarwiyah dalam bahasa arab:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى 

Banyak dibaca:  Niat dan Tata Cara Sholat Idul Adha

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati yaumit tarwiyah lillahi ta‘ala. 

Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah SWT.”

atau dengan lafaz niat puasa tarwiyah sederhana ini juga boleh:

نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَةً للهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala.

Artinya: Saya niat puasa tarwiyah, sunnah karena Allah SWT.

Keutamaan Puasa Tarwiyah Idul Adha

Niat Puasa Tarwiyah Idul Adha

Melansir dari Nu Online, keutamaan puasa tarwiyah dan arafah sebagaimana diriwayatkan dalam hadis melalui Ibnu An-Najjar dan Abdullah bin Abbas. Dalam hadis tersebut Nabi Muhammad SAW bersabda:

صوم يوم التروية كفارة سنة وصوم يوم عرفة كفارة سنتين

Artinya: “Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun,” (H.R. Abusy Syaikh Al-Ishfahani dan Ibnun Najjar).

Akan tetapi bagi sebahagian ahli hadis, mereka mempermasalahkan riwayat hadis di atas. Hal ini karena terdapat salah satu perawi yang bermasalah atau tidak memenuhi kriteria perawi.

Sehingga bagi sebahagian ahli hadis menyimpulkan jika hadis di atas merupakan hadis dla’if (lemah)  sehingga membuat hadis tersebut tidak dapat dijadikan  sandaran atau hujah syar’iyyah.

Jika hadis di atas dikatakan hadis lemah dan tidak dapat dijadikan sandaran untuk mengamalkan puasa sunnah tarwiyah, maka masih ada hadis lain yang mengajak umat Islam untuk beramal soleh terutama pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

Sementara itu, ulama dari mazhab Syafi’i memiliki sudut pandang lain tentang puasa tarwiyah. Ulama Syafi’iyah menganjurkan puasa delapan hari pertama bulan Dzulhijjah.

Disamping itu mereka menganjurkan secara khusus untuk menjalankan puasa Tarwiyah dan Arafah atau 8 dan 9 Dzulhijjah. jadi hukum puasa tarwiyah adalah sunnah.

Hal ini karena menggunakan hadis dla’if sebagai dasar boleh-boleh saja, selama digunakan dalam bentuk fadla’ilul a’mal (untuk memperoleh keutamaan), dan hadits yang dimaksud tidak berkaitan dengan masalah aqidah dan hukum.

Jadi keutamaan menjalankan puasa tarwiyah adalah dapat mengapuskan dosa kita selama satu tahun.

Kemudian dengan ikut melaksanakan puasa tarwiyah berarti kita juga sedikit ikut merasakan nikmat bulan Dzulhijjah yang dilakukan oleh jamaah haji yang sedang berpuasa di Tanah Suci.

Nah itulah bacaan niat puasa tarwiyah idul adha beserta keutamaannya. Perdebatan antara boleh dan tidaknya menjalankan puasa Tarwiyah seyogyanya tidak perlu membuat teman-teman bingung ya.

Buat teman-teman yang punya niat puasa tarwiyah, tetap lanjutkan puasa karena banyak ulama yang menganjurkan untuk menjalankan puasa tarwiyah sebelum idul adha ya.

Banyak dibaca:  Pengertian, Hukum dan Syarat Hewan Qurban

Jika masih ada yang kurang jelas, bisa teman teman sampaikan di kolom komentar ya.

Leave a Reply