Contoh Cerpen Pendidikan

“Indahnya persahabatan” termasuk salah satu karya sastra contoh cerpen pendidikan yang paling banyak dibaca oleh siswa sekolah. Mengisahkan alur cerita dengan pesan moral sebagai karakter anak bangsa yang harus kita jaga.

Ada banyak manfaat ketika membaca sinopsis cerita pendek lucu tentang pendidikan smp. Diantaranya untuk membantu murid dalam memahami kondisi sekitar atau sebagai sumber pembelajaran.

Dalam membuat cerpen pendidikan sekolah, sebaiknya tokoh dan karakter yang dimunculkan sesuai dengan kehidupan pembaca sehari-hari. 

Hal ini akan membuat cerita pendek dapat digunakan sebagai gambaran bagaimana seharusnya menjadi peserta didik yang baik dan patuh terhadap guru serta bersikap di lingkungan masyarakat.

Kita dapat dengan mudah mencari contoh cerpen singkat di perpustakaan sekolah smp atau dengan membaca cerpen pendidikan yang akan kita bahas pada artikel ini.

Akan tetapi sebelum masuk ke contoh cerita pendek tentang pendidikan, ada baiknya jika kita menyimak penjelasan cara membuat cerpen pendidikan yang menarik di bawah ini:

Contoh Cerpen Pendidikan Sikap Rendah Hati

Sikap Rendah Hati

Jangan terlalu berbangga hati dengan kemampuan sendiri. Sikap terlalu banga hatii dapat menjadikan diri kita menjadi sombong.

Begitulah kalimat yang selalu diingat oleh Ani sejak kecil. Ani merupakan salah satu siswa yang pintar dan baik hati di kelas 2 A SMP Cipta Mulya.

Sikapnya yang ramah membuatnya banyak memiliki teman. Bukan hanya teman sekelasnya saja, tetapi banyak siswa beda kelas yang ingin berteman dengannya.

Sikap Ani seakan berbanding terbalik dengan Eka. Eka merupakan siswa yang pintar di kelas 2 B SMP Cipta Mulya. Hanya saja dia begitu sombong.

Sehingga banyak siswa yang menjauhinya. Terhitung dia hanya memiliki 3 teman, yakni: Aulia, Firza dan Rahman.

Pada suatu hari, sekolah akan mengadakan perlombaan pidato. Ibu guru pun mengumumkan perlombaan pidato yang akan diadakan 3 minggu lagi.

Bu Hayati, sebagai salah satu panitia membuka peluang seluas-luasnya bagi siapa saja yang ingin berpartisipasi dalam perlombaan tersebut.

Eka dan Ani pun turut berpartisipasi dalam perlombaan pidato. Keduanya bersaing di masing-masing kelas untuk menjadi perwakilan kelas masing-masing.

Keduanya memberikan penampilan yang memukau, hingga dewan juri meloloskannya sebagai perwakilan masing-masing kelas.

Hari yang ditunggu pun tiba. Di hari perlombaan, Ani terus berdoa dan melatih kembali ingatan hafalan pidato yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Dia pun masih menyempatkan diri untuk membaca kembali teks pidatonya selagi masih ada waktu.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan Eka, Dia terus membanggakan dirinya dan selalu menyatakan bahwa dia pasti akan menang dan menjadi juara nantinya.

Eka pernah menjadi juara lomba pidato selama 3 kali berturut. Sehingga merasa tidak perlu untuk berdoa dan menghafal teks pidato yang dibuatnya.

Sehingga tibalah saat penampilan mereka berdua. Ani dipanggil terlebih dahulu untuk maju dan menyampaikan pidatonya. Dia pun menyampaikan pidato dengan sangat bagus dan membuat para juri terpukau.

Tepat ketika selesai menyampaikan pidatonya, Ani mendapat tepuk tangan yang meriah dari semua penonton dan dewan juri.

Selanjutnya Eka dipanggil untuk maju dan menyampaikan pidatonya. Eka yang merasa sudah terampil maju dengan segala keangkuhannya. 

Akan tetapi pada saat penampilannya, Eka yang yang pernah juara 3 kali berturut-turut tidak dapat menyampaikan pidatonya dengan sempurna.

Banyak kalimat yang tidak diingatnya. Eka pun turun dengan wajah yang kurang sedap dipandang.

Selanjutnya tibalah saat yang ditunggu-tunggu. Pengumuman lomba disampaikan oleh bu Hayati dan menyatakan jika Ani keluar sebagai juara 1 lomba pidato se SMP Cipta Mulya.

Sementara Eka yang tidak keluar sebagai juara hanya bisa menahan air mata agar dan meratapi nasibnya.

Sepandai apapun kita, jangan pernah menjadi tinggi hati dan melupakan segalanya. Sikap rendah hati dan tidak jumawa akan menjadikan pribadi kita menjadi lebih berarti untuk sesama.

Contoh Cerpen Pendidikan Singkat

Contoh Cerpen Pendidikan Utamakan Jujur
Contoh Cerpen Pendidikan Utamakan Jujur

1. Utamakan Kejujuran

Utamakan Kejujuran

Pada hari minggu, Lukman memiliki kebiasaan jalan-jalan dari pagi hingga siang hari. Dia selalu ditemani oleh Roy dan juga Bayu.

Sudah menjadi kebiasaan jika setelah jalan-jalan mereka bertiga akan mampir di warungnya mbah Rum.

Pada saat itu, mereka bertiga melihat seorang anak dengan tingkah yang mencurigakan. “Kalian lihat anak itu, mau apa ya?” Ujar Bayu.

Roy pun berpendapat “Mungkin mau maling”. Lukman pun menegur kedua temannya yang sembarang menuduh tanpa bukti.

Mereka bertiga pun masuk ke dalam warung Mbah Rum. Ternyata dugaan Roy salah, anak tersebut sedang bermain petak umpet dengan temannya.

Anak laki-laki tersebut hampir ketahuan dan dia pun berlari ke dalam warung. Sangat disayang, tanpa sengaja dia menyenggol rak piring dan menyebabkan 1 piring jatuh hingga pecah.

Sontak saja, Mbah Rum pun kaget. “Siapa yang mecahin piring?” Teriak Mbah Rum. Mbah Rum yang terkenal galak membuat orang-orang diam dan tidak ada yang mengaku.

Roy pun mengatakan siapa pelaku sebenarnya. Akan tetapi pelaku tidak mau mengakuinya dan menyalahkan Roy karena dia menabraknya.

Merasa temannya tidak bersalah, Bayu dan Lukman bersikukuh jika Roy tidak menabrak anak itu. Kemudian secara tiba-tiba ada salah satu pembeli yang melihat kejadian dan menyatakan kejadian yang sebenarnya.

“Pemuda itu tidak menabrak anak tersebut Mbah. Anak tersebut lari kemudian menyenggol piring di rak hingga piring tadi jatuh dan pecah” Jelas pembeli.

Akhirnya anak laki-laki tersebut pun mengaku jika dialah yang memecahkan piring tersebut. Dia mengaku salah dan meminta maaf kepada semuanya karena telah berbohong atas kejadian yang menimpanya.

Mbah Rum pun berkata: “Ya udah tidak apa-apa nak. Lain kali jangan berbohong lagi ya. Selalu utamakan kejujuran dimanapun tempatnya.”

2. Ujian Bukan Setan yang Menakutkan

Contoh Cerpen Pendidikan Ujian Bukan Setan yang Menakutkan
Contoh Cerpen Pendidikan Ujian Bukan Setan yang Menakutkan

Ujian Bukan Setan yang Menakutkan

Bagi para murid di Sekolah, ujian seakan menjadi momok yang menakutkan. Padahal ujian hanyalah salah satu cara untuk mengukur seberapa jauh pemahaman kita dalam memahami setiap pelajaran yang sudah disampaikan.

Kita pun tidak boleh salah mengartikan jika ujian itu seperti hantu yang menakutkan. Ujar Dewi kepada Dinda disela-sela makan siang mereka.

“Kamu sih enak, sudah pintar dan selalu paham apa yang dijelaskan. Sementara aku, kamu tau sendirikan bagaimana?” Sergah Dinda.

“Kamu juga pintar kok, sudahlah santai saja, Percaya deh sama kemapuanmu” Jawab Dewi. “Yakin saja dengan ketentuan Tuhan dan jangan lupa rajin belajar dan berdoa” Imbuh Dewi.

“Tapi sumpah aku takut Banget Wi”

Tenang saja, ayo kita habiskan makanannya lalu kita segera pulang” Jawab Dewi.

Selang 3 hari kemudian, semua murid peserta ujian dikumpulkan untuk mendapatkan pengarahan dari Kepala Sekolah.

“Anak-anakku semua, 2 hari lagi kalian akan menempuh ujian akhir. Selesaikan dengan sungguh-sungguh. Ujian ini akan menentukan apakah kalian sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu atau tidak.”

“Selamat menempuh ujian dan jangan sampai terlambat. Kerjakan soal-soal dengan yakin dan sungguh-sungguh agar tiada penyesalan di kemudian hari.” Lanjut Kepala Sekolah

pengarahan pun diakhiri dengan doa bersama.

Hari yang ditentukan telah tiba. Semua murid mengerjakan soal ujian dengan serius. Pengawas ujian pun sibuk mengawasi murid-murid yang mengerjakan soal ujian.

Aku mun mengerjakan semua soal-soal dengan sungguh sungguh. Tak lupa kupasrahkan apapun yang terjadi akhirnya nanti. 

Aku pun ingat pesan kedua orang tuaku. “Nak, yakinlah usaha dan juga doa-doamu sepanjang hari tidak akan menghianati hasil. Sungguh-sungguhlah dalam mengerjakan dan pasrahkan semua hasilnya kepada Tuhan.”

Akhirnya hari pengumuman pun telah tiba. Aku dan Dinda pun lulus dengan hasil yang memuaskan.

Contoh Cerpen Pendidikan dan Unsur Intrinsiknya

Contoh Cerpen Pendidikan Menepati Janji
Contoh Cerpen Pendidikan Menepati Janji

1. Menepati Janji

Menepati Janji

Seperti biasa, setiap akhir pekan aku selalu pulang lebih awal. Hal ini karena memang di akhir pekan hanya ada 1 matkul saja.

Akupun tiba dirumah pukul 12 siang. Sesampainya di rumah, aku merasa heran dengan tingkah ibuku yang mondar mandir mencari sesuatu.

Segera kuhampiri ibuku, barangkali memang kehilangan sesuatu. Ternyata benar, ibu mencari handphonenya.

Aku pun membantu mencari. Sudah berulang kali aku telpon, tapi tidak dijawab. Akhirnya ibu pasrah jika handphone nya tidak ada. 

Aku pun pergi keluar sebentar untuk membeli barang. Aku melihat adik ku yang sedang menuju perjalanan pulang.

“Dek kamu habis darimana? Pasti habis dari kedai kopi di ujung jalan kan?” Tanyaku dengan keyakinan jika adikku yang membawa handphone ibu.

“Pasti kamu kan yang membawa handphone ibu? Kamu kan masih dalam masa hukuman gak boleh pegang handphone” Sambungku.

Dengan agak takut dia menjawab: “I…iiya mas, aku minta maaf karena tadi aku gak ngomong sama ibu”

“Ayo pulang, jelasin semuanya pada ibu…” Ucapku sambil menyuruhnya naik ke atas motor.

Begitu sampai di rumah ibu langsung menanyai adik. Dia pun meminta maaf karena telah melanggar hukuman.

Ibu pun menasehatinya kembali dan berkata: “Walaupun adik dalam masa hukuman, tetapi jika mau pakai handphone harus bilang dulu.

Kan dulu adek pernah janji kalo main handphone cuma hari Minggu saja. Jika melanggar katanya siap dihukum gak pegang Handphone selama seminggu. ”

“Dek, ibu akan lebih suka jika adik bilang terus terang, adik harus menepati janji yang adik buat sendiri. Walaupun adik dihukum, ibu akan lebih suka jika adik bilang mau main handphone, sekalipun sedang dalam masa hukuman. Daripada mengambil seperti tadi kan tidak baik” Sambung ibu.

Dia hanya bisa tertunduk diam dengan rasa bersalah yang begitu besar. Adikku pun berjanji untuk menepati janjinya dan berjanji tidak mengulanginya lagi di kemudian hari.

Unsur Instrinsik Cerpen:

Tema Keluarga
Tokoh Aku, Ibu dan Adik
Alur Maju
Latar Rumah, Tepi Jalan, Sedih
Gaya Bahasa Lugas
Sudut Pandang Orang Pertama
Pesan Moral / Amanat Lebih baik berkata jujur daripada harus meminjam tanpa izin agar tidak menyusahkan orang banyak serta selalu menepati janji yang sudah dibuat sendiri agar dapat dipercaya oleh orang lain

2. Pentingnya Rasa Percaya Diri

Contoh Cerpen Pendidikan Pentingnya Rasa Percaya Diri
Contoh Cerpen Pendidikan Pentingnya Rasa Percaya Diri

Pentingnya Rasa Percaya Diri

Rasa percaya diri harus ditanamkan sejak kecil. Percaya diri tidak bisa serta merta muncul dengan sendirinya. Rasa ini butuh dilatih sejak dini.

Inilah yang diyakini oleh bu Ajeng. Dia memiliki anak yang cukup percaya diri dengan setiap ucapan dan tindakannya. 

Namanya adalah Dini. Walaupun dia masih kelas 5 SD, tetapi dia adalah anak yang cerdas, energik dan penuh dengan keyakinan.

Dia selalu mencoba hal-hal baru yang belum pernah dirasakannya. Misalnya bulan lalu ketika diadakan lomba bernyanyi antar kelas. 

Pada saat diumumkannya lomba hingga mendekati batas akhir pendaftaran, siswa kelas 5 SD yakni kelasnya Dini tidak ada yang mau mendaftar lomba bernyanyi.

Mengetahui hal ini membuat wali kelas yakni Pak Ismail marah kepada murid-muridnya.

Mereka beralasan jika semuanya malu karena suaranya yang jelek, tidak bisa bernyanyi sehingga takut menjadi bahan tertawaan orang banyak.

Tetapi tidak buat Dini. Dia mencoba mendaftarkan diri sebagai perwakilan bernyanyi antar kelas. Semua teman-teman sekelas pun bersyukur karena ada yang mewakili kelasnya. 

Walaupun Dini belum bisa bernyanyi, tetapi Dini pernah menjuarai perlombaan baca puisi di Sekolahnya. Dia berkeyakinan jika kita berlatih bernyanyi setiap hari pasti bisa. 

Hari perlombaan pun telah tiba. Dini dipanggil maju untuk bernyanyi di depan para juri dan hadirin.

Dini nampak sedikit gugup pada saat itu. Akan tetapi teman-teman sekelasnya menyemangatinya sehingga Dini dapat bernyanyi dengan baik. 

Para hadirin pun memberi tepuk tangan yang meriah atas performa Dini dalam bernyanyi. Performa Dini pun membuat teman-teman yang lain sadar jika rasa percaya diri itu sangat penting dan perlu terus dibangun.

Mereka pun sadar jika menjadi percaya diri, akan membuat banyak orang suka dan mendukung.

Unsur Instrinsik Cerpen Pentingnya Percaya Diri:

  1. Tema : Pendidikan
  2. Tokoh : Bu Ajeng, Dini, Pak Ismail
  3. Alur : Mundur
  4. Latar : Kelas, Bahagia
  5. Gaya Bahasa : Lugas
  6. Sudut Pandang : Orang Ketiga
  7. Amanat : Rasa percaya diri perlu dibangun sejak dini karena percaya diri tidak akan bisa muncul dengan sendirinya.

Cerpen Pendidikan SMP

Contoh Cerpen Pendidikan Indahnya Persahabatan
Contoh Cerpen Pendidikan Indahnya Persahabatan

1. Indahnya Persahabatan

Indahnya Persahabatan

Menjadi orang kaya itu sungguh menyenangkan. Mau apa saja pasti bisa. Semua sudah tersedia tanpa perlu memikirkan banyak biaya. Seperti temanku yang satu ini.

Namanya adalah Anggra. Dia merupakan anak orang kaya. Pulang pergi ke sekolah maupun yang lainnya selalu menggunakan mobil lengkap dengan sopir pribadinya.

Akan tetapi, walaupun dia anak orang kaya, tetapi tidak pilih-pilih teman. Orang tuanya juga ramah kepada semua orang.

Banyak teman-teman Anggra yang datang ke rumahnya. Anggra dan keluarganya selalu menyambut mereka layaknya keluarga. Sehingga teman-teman anggra betah jika bermain di rumah Anggra.

Diantara teman-temannya, Anggra memiliki sahabat karib. Namanya Nurma. Masih satu Desa dengan Anggra. 

Hanya saja sudah satu bulan Nurma tidak ada kabar. Biasanya setiap hari Nurma selalu main kerumah Anggra.

“Yah, Nurma kemana ya, kok lama tidak ada kabar. Biasanya tiap hari selalu main kesini”

“Mungkin sakit kali nak” Jawab Ayah.

“Mungkin saja ya Yah, Kalo gitu besok siang aku ingin ke rumahnya untuk menjenguk Nurma Yah!” Kata Anggra dengan semangat.

Anggra pun datang ke rumah Nurma. Pintu sudah diketuk beberapa kali, tetapi tidak ada jawaban dari pemilik rumah.

Lantas Anggra pun menanyakan ke tetangga kemanakah perginya penghuni rumah itu? Tetangganya mengatakan jika para penghuninya sudah balik ke kampung halaman karena Bapak Nurma di-PHK dari pekerjaannya. 

Mereka berencana untuk tinggal di kampung halaman dan menjadi petani. Nurma juga terpaksa tidak bisa melanjutkan sekolahnya lagi.

“Kasihan sekali Nurma”, ucap Anggra dalam hati.

Sesampainya di rumah, Anggra tertunduk lesu memikirkan sahabatnya. Anggra menjadi lebih pendiam dan murung setiap hari.

Ada masalah apa Nak? Coba cerita ke mamah. Tidak biasanya kamu murung begini nak“ Tegur Mamah.

“Nurma, Ma” tangis Anggra.

“Nurma kenapa? Dia sakitkah?” Anggra hanya hanya menggelengkan kepala.

“Lalu kenapa nak?” Tanya Mama penasaran.

“Sekarang Nurma sudah pindah Ma. Tetangganya bilang jika dia ikut pulang ke kampung halaman. Bapaknya di PHK dan memutuskan untuk bertani saja”

Mama menatap heran dengan ucapan Anggra. Seperti kurang yakin, Mama menatap Anggra yang nampak tertegun dengan keadaan temannya.

“Jika Mama tidak percaya, masa bisa tanya sendiri ke Pak RT maupun tetangga di sekitarnya” ujarnya.

“Jadi, sekarang bagaimana?”

“Mama bisa membantu Nurma kan?”

“Maksudmu?”

“Aku berharap bisa berkumpul kembali dengan Nurma!” Anggra memohon dengan agak mendesak.

“Baiklah jika memang demikian, tetapi sebelum itu kamu harus mendapatkan alamat kampung halamannya Nurma dulu.” Kata Mama

Besoknya Anggra berangkat mencari alamat kampung halaman Nurma. Berkat pertolongan pemilik rumah yang dulu dikontrak keluarga Nurma, akhirnya Anggra mendapatkan alamat rumahnya.

Tepat di hari libur sekolah, Anggra bersama Papa berangkat ke rumah Nurma. Lokasi rumahnya yang cukup jauh dari jalan raya, membuat Anggra dan papanya kesulitan.

Mereka berdua harus berjalan kaki sejauh dua kilometer panjangnya sebelum sampai ke rumah Nurma.

Nurma dan kedua orang tuanya menyambut kedatangan kami dengan bahagia. Betapa gembira dan bahagia hati Anggra saat bertemu Nurma

Mereka berdua berpelukan cukup lama sambil melepas rindu. Awalnya Nurma kaget dengan kedatangan Anggra dan papanya. Sebab Anggra tidak memberi tahu dulu jika dia akan berkunjung ke rumah Nurma.

“Maaf Nur aku tidak mengabari terlebih dahulu”, kata Anggra.

“Ah, tidak apa-apa kok. Aku merasa gembira sekali karena kita bisa bertemu kembali”, timpal Nurma.

Setelah mengobrol cukup lama, Papa pun mengutarakan maksud dan tujuannya mengunjungi Nurma sekeluarga. Tanpa disangka, orang tua Nurma tidak keberatan dan menyerahkan segala keputusan kepada Nurma sendiri.

“Begini, maksud kedatangan kami kesini karena mau mengajak Nurma ke Surabaya untuk melanjutkan sekolahnya. Nurma sudah kami anggap seperti keluarga sendiri. Bagaimana, Nurma mau tidak?” Tanya Papa.

“Untuk urusan sekolah, Kamu tenang saja karena semua biaya pendidikan, kami yang akan menanggungnya.”

“Terima kasih saya sampaikan kepada Bapak dan juga Anggra. Jika memang demikian maka saya bersedia untuk ikut ke Surabaya. Saya pun hanya bisa mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikan Bapak yang mau membantu saya.” 

Seketika Anggra pun bangkit dari duduknya dan mendekat memeluk Nurma. Nampak Anggra yang berkaca-kaya karena bahagia. Mereka berdua akhirnya bisa berkumpul bersama. Keduanya merupakan sahabat sejati yang tak terpisahkan. 

Kini, Nurma pun tinggal di rumahnya Anggra untuk melanjutkan sekolahnya.

Sementara orang tua Nurma tetap di kampung halamannya untuk mengerjakan sawah dan juga merawat neneknya Nurma yang sudah tua.

2. Pentingnya Pendidikan

Sinopsis Contoh Cerpen Pendidikan Penting
Sinopsis Contoh Cerpen Pendidikan Penting

Pentingnya Pendidikan

Aku merupakan seorang guru biologi di SMA. Namaku adalah Fernando atau biasa dipanggil dengan nama Nando.

Di suatu siang di sekolah, murid-murid di kelasku sudah mulai bosan. Sehingga akupun mengganti topik di luar mata pelajaran.

Aku pun menceritakan sedikit kisah hidupku kepada mereka.

Aku sendiri bermimpi untuk bisa menjadi seorang guru karena merupakan profesi yang sangat mulia dan memiliki peran penting dalam mencerdaskan karakter anak bangsa.

Begitulah cita cita yang aku tanamkan di dalam diriku.

Kedua orang tuaku hanyalah seorang petani yang tidak pernah mengenyam bangku pendidikan. Masih banyak orang-orang di desa ku yang memilih untuk bekerja daripada harus repot-repot pergi ke sekolah.

Karena itulah aku memiliki mimpi untuk memberikan kesadaran akan pentingnya pendidikan di desa ku.

Hingga suatu waktu saat aku sudah lulus SMK, aku pun dilanda kebimbangan. Berharap untuk melanjutkan sekolah, tetapi kondisi keuangan orang tuaku tidak memungkinkan.

Akhirnya dengan berat hati, aku menerima keputusan kedua orang tuaku yang tidak mengijinkan aku untuk kuliah. Akupun bekerja keras untuk dapat memenuhi kehidupan sehari-hari.

Walaupun aku tidak bisa kuliah, tetapi semangat belajarku tidak pernah padam. Dari hasil pekerjaanku, uang yang kudapatkan sedikit demi sedikit aku sisihkan.

Pekerjaan yang kulakukan berjalan hampir setahun. Hingga pada waktu itu ada seorang teman sekolah yang menghubungiku jika di tempatnya kuliah terdapat beasiswa.

Aku pun bersemangat mendengarnya. Langsung kutemui kedua orang tuaku dan mengutarakan maksudku untuk mendaftar kuliah. 

Awalnya mereka menolak karena banyak pertimbangan, terutama keuangan. Akan tetapi setelah mendiskusikannya, akhirnya mereka mengizinkanku kuliah.

Akupun segera mendaftar kuliah dan melengkapi berkas-berkas yang dibutuhkan. Perjalanan kuliahku pun penuh dengan tantangan, terutama permasalahan ekonomi.

Beasiswa yang kudapatkan pun ternyata bukan beasiswa penuh sehingga mau tidak mau aku harus bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Walaupun begitu, aku tetap bertahan agar dapat melanjutkan kuliah sampai menjadi seorang guru.

Aku pun menjalaninya dengan ikhlas dan sungguh sungguh. Hingga akhirnya tanpa disangka saat wisuda, akupun dinyatakan lulus dengan nilai yang sangat memuaskan. Cumlaude.

“Begitulah kisah hidupku dalam mencari ilmu” Ucapku kepada murid-muridku. Aku menceritakan kisah hidupku agar murid-muridku lebih termotivasi dalam belajar dan tidak ada yang putus sekolah.

Agar mereka sadar akan pentingnya pendidikan di masa depan.

Tulis pendapatmu tentang beberapa sinopsis contoh cerpen pendidikan singkat yang ada diatas ya. Jangan lupa share.

Semoga bermanfaat!

Leave a Reply