Contoh Abstrak

Berapa Banyak Abstrak Dibuat?

Pada umumnya membuat abstrak dibatasi kisaran antara 200 sampai 300 kata. Akan tetapi kisaran tersebut dapat berubah sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan yang ada.

Yang pasti, karena merupakan ringkasan singkat, maka penulisan abstrak maksimal dibuat 1 halaman saja.

Hujan dalam al-Qur’an (Kajian Hermeneutika Muhammad Syahrur)

ABSTRAK

Hujan merupakan kejadian alam yang unik, ajaib dan menakjubkan. Setiap saat miliaran liter air berpindah dari lautan menuju atmosfer, lalu kembali ke daratan. 

Ketika hujan dikaitkan dengan kondisi alam saat ini maka akan timbul pertanyaan siapakah yang menyebabkan banjir?  Disamping itu juga akan timbul pertanyaan pula apa yang menyebabkan kekeringan? 

Dengan menggunakan pendekatan hermeneutik Syahrul maka kedua problem tersebut menjadi hal yang kompleks untuk dibahas. 

Dengan pemaknaan yang berbeda mengenai realitas hujan antara hujan sebagai rahmat atau hujan sebagai laknat.

Melalui metode penelitian yang bersifat deskriptif-analitis dengan cara mengumpulkan data primer dan sekunder meliputi buku yang berkaitan dengan tema yang penulis kaji dengan menggunakan pendekatan linguistik sintagmatik dan metode intratekstualitas (takwil) yang dibawa oleh Muhammad Syahrur. 

Dari sini kemudian dianalisis melalui dua tahapan yaitu: pertama, dengan prinsip diferensiasi dan anti sinonimitas. kedua, dengan pendekatan linguistik sintagmatis.

Setelah melakukan penelitian, penulis berkesimpulan bahwa hujan bisa menjadi manfaat dan bisa menjadi mudarat bagi semua makhluk di alam raya ini. Ini karena fenomena hujan mengalami proses al-inzal yang terkait erat dengan kesadaran manusia. 

Adapun berdasarkan prinsip sinonimitas yang dimiliki Syahrur, term-term hujan yang dianggap sinonim memiliki makna yang berbeda-beda. 

Term hujan tersebut di dalam al-Qur’an hujan disebutkan dengan beberapa istilah yaitu: mathar, gaist, midrara, raj’ dan anzala min al-sama’i ma’a.

Keyword: Hujan, al-Qur’an, Hermeneutik Syahrur.

Gambaran Peran Ibu dalam  Membimbing Menyikat Gigi pada Anak TK Dharma Wanita Kandangan

ABSTRAK

Anak umur 0 sampai 5 tahun merupakan masa keemasan (golden age). Masa ini merupakan waktu ideal untuk anak mencari, mempelajari dan memperoleh konsep dasar yang mempengaruhi kehidupan anak di masa yang akan datang.

Akan tetapi 76,8% Ibu anak balita memiliki peran kurang terhadap kesehatan gigi anaknya. 71,33% ibu yang tidak pernah memeriksakan gigi anak balitanya ke dokter gigi.

Rendahnya kesadaran tersebut dikarenakan adanya asumsi jika gigi susu hanya sementara dan akan diganti dengan gigi permanen. Sehingga ibu menganggap kerusakan pada gigi susu bukan merupakan suatu masalah. 

Lokasi penelitian ini dilakukan di TK Dharma Wanita Kandangan. Tujuannya adalah untuk mengetahui gambaran peran ibu dalam membimbing menyikat gigi pada anak di TK Dharma Wanita Kandangan.

Metode penelitian ini dengan menggunakan metode cross sectional dengan jenis penelitian deskriptif.

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu dari anak kelas B Tk Dharma Wanita Kandangan. Pengambilan sampel penelitian ini dengan cara sampel jenuh. Adapun hasil data penelitian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan tabulasi silang. 

Adapun hasilnya adalah Peran Ibu pada kelompok usia 31-40 tahun dalam membimbing menyikat gigi dengan kriteria baik sebanyak 52,8%.

Sedangkan menurut kriteria pendidikan SMA sebanyak 47,2% kriteria baik. Dari kriteria pekerjaan sebagai Ibu rumah tangga sebanyak 52,8% kriteria baik.

Sehingga dapat dilihat jika peran ibu dalam membimbing menyikat gigi pada anak dengan kriteria baik.  

Keyword: Peran Ibu,Membimbing Menyikat Gigi, Anak TK

Urgensi Pendidikan Karakter di Masa Pandemi Covid 19

oleh Santoso, Suyahmo, Maman Rachman, Cahyo Budi Utomo.

Abstrak

Pada masa pandemi Covid 19, pendidikan karakter merupakan hal yang sangat urgen dibicarakan. Hal ini sebagai wujud kepribadian siswa diwujudkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih jauh penerapan keteladanan tidak hanya pada satu pihak, tetapi perlu dibuktikan oleh semua pihak.

Penerapan iki perlu dukungan dari semua komponen, baik dari pihak keluarga, sekolah, masyarakat bahkan negara itu sendiri. Semua harus bekerja sama untuk mewujudkan pribadi bangsa Indonesia yang sesuai dengan karakternya di tengah pandemi covid 19 yang sedang melanda ini.

Dengan menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter diharapkan dapat memberikan kesadaran serta memotivasi siswa maupun semua pihak untuk tetap menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi.

Dengan yang tulus dan muncul dari diri sendiri diharapkan mampu mencegah penyebaran covid 19. Mengingat kerugian yang ditimbulkan bukan hanya kerugian materi tetapi juga agar korban yang meninggal dunia tidak semakin banyak lagi.

Kata Kunci: Pandemi, Pendidikan Karakter, Covid 19.

Faktor-faktor Penyebab Kemiskinan Masyarakat

di Desa Kembang Ayun Kec. Pondok Kelapa Kab. Bengkulu Tengah

Oleh Kurniawati. 

Abstrak

Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah menurunkan tingkat kemiskinan banganya. Ini karena kemiskinan merupakan salah satu masalah ekonomi yang harus segera diatasi.

Secara umum kemiskinan dalam ekonomi adalah kekurangan dan kesulitan di berbagai keadaan hidup. Pun demikian dengan negara, jika banyak masyarakatnya yang masuk kategori miskin maka negara tersebut disebut dengan negara berkembang.

Begitu juga dengan masyarakat di Desa Kembang Ayun Kecamatan Pondok Kelapa kabupaten Bengkulu yang mana mayoritas penduduknya merupakan penduduk dengan kategori miskin.

Maka dari itulah kemudian penelitian ini memfokuskan pada kajian faktor-faktor penyebab kemiskinan di Desa tersebut.

Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan purposive sampling. 

Adapun narasumber yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 12 informan dengan rincian 5 pasang suami istri dan kepala desa serta tokoh masyarakat yang ada di desa Kembang Ayun. 

Hasilnya adalah ada beberapa faktor penyebab kemiskinan masyarakat di Desa Kembang Ayun, diantaranya minimnya lapangan pekerjaan, rendahnya tingkat pendidikan, dan pengaruh lingkungan.

Sehingga kemiskinan di Desa Sendang Ayun dipenuhi oleh berbagai macam faktor.

Kata kunci: Faktor, Penyebab Kemiskinan, Masyarakat, Desa Sendang Ayun.

ABSTRAK

Hingga saat ini, seks bebas hingga pelecehan seksual pada anak marak terjadi sehingga pendidikan seks sangat penting disampaikan.

Belum lagi media elektronik yang semakin canggih membuat anak usia sekolah dapat dengan mudah mengakses segala hal, termasuk konten-konten negatif.

Pendidikan seks ini berbanding lurus dengan ajaran Islam yang juga menekankan pada pendidikan seks terhadap remaja. Salah satu tokohnya adalah Abdullah Nashih Ulwan dan Ali Akbar. 

Adapun penelitian ini adalah untuk melihat sejauh mana pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dan Ali Akbar dalam memberikan pendidikan seks pada remaja.

Sehingga penelitian ini dapat difokuskan dalam tiga hal, yaitu: 1) Bagaimana pemikiran pendidikan seks Abdullah Nashih Ulwan, 2) Bagaimana pemikiran Pendidikan Seks Ali Akbar, 3) Apa perbedaan dan persamaan pemikiran pendidikan seks Abdullah Nashih Ulwan dengan Ali Akbar,

Sementara penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan (Library Research). 

Adapun sumber data primer penelitian merupakan buku Pendidikan Anak dalam Islam karya Abdullah Nashih Ulwan dan buku Seksualita ditinjau dari Hukum Islam karya Ali Akbar. 

Sementara metode penelitiannya menggunakan metode analisis data Descriptive Content Analysis.

Hasilnya adalah menurut pandangan Abdullah Nashih Ulwan, pendidikan seks adalah upaya pengajaran, penyadaran, peringatan, pengikatan dan penerangan tentang masalah-masalah seksual pada remaja, baik itu berkaitan dengan naluri seks dan perkawinan.

Sementara Ali Akbar berpandangan jika seksualitas dalam islam diatur mulai dari aurat, pakaian, penglihatan dan seks, nafsu syahwat itu sendiri.

Persamaan antara keduanya adalah sama-sama memberikan pendidikan seks dilandasi dengan pendidikan agama. Keduanya juga menggunakan pendekatan psikologis dalam memberikan pendidikan seks.

Perbedaannya adalah konsep pendidikan seks Abdullah Nashih Ulwan dalam konsepnya lebih condong ke prosesnya. Sementara Ali Akbar condong ke materi.

Kata Kunci: Pendidikan Seks, Remaja

ABSTRAK 

Jurnal ini mengulas tentang Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Media Film dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Cempa Kabupaten Pinrang. 

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perencanaan, pelaksanaan, dan dampak pelaksanaan pendidikan karakter melalui media film dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Cempa Kabupaten Pinrang. 

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan paradigma naturalistis. Adapun instrumen penelitiannya adalah observasi, pedoman wawancara, dan peneliti sebagai instrumen kunci. 

Sumber data penelitian ini adalah hasil wawancara dari kepala sekolah, wakil kepala bidang kurikulum, guru Pendidikan Agama Islam, dan peserta didik. 

Adapun hasilnya adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pendidikan (RPP) memuat pendidikan karakter menggunakan film Sunan Kalijaga dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dilakukan.

RPP tersebut selanjutnya disupervisi oleh pihak sekolah, telaah media, dan telaah materi pembelajaran. 

Proses pelaksanaanya dengan menerapkan metode inkuiri yang mana nilai-nilai karakter diintegrasikan dalam materi Pendidikan Agama Islam terutama berkaitan dengan materi akhlak menggunakan film Sunan Kalijaga.

Dampak pendidikan karakter ini adalah meningkatnya kualitas pembelajaran yang lebih menyenangkan, motivasi, inspiratif, dan bermakna. 

Selain itu peserta didik menjadi terinspirasi untuk menerapkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari seperti kepedulian, sopan santun, dan kejujuran. 

Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Pendidikan Agama Islam, Film Sunan Kalijaga.

Abstrak

Semakin hari kebutuhan daging sapi di Indonesia semakin meningkat. Hal sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebutuhan gizi yang berimbang.

Hal ini dibuktikan dengan data yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Peternakan Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) tahun 2016 bahwa kebutuhan daging sapi secara nasional mencapai 3000.000 ton/tahun.

Akan tetapi disaat kebutuhan yang semakin meningkat justru muncul kesenjangan yang cukup signifikan antara konsumsi masyarakat dengan kebutuhan daging yang ada.

Sehingga untuk menutupi kebutuhan ketersediaan daging, pemerintah terus melakukan impor setiap tahunnya.

Imbasnya Indonesia menjadi kecanduan dalam impor daging sapi, baik dalam bentuk beku maupun bakalan sapi.

Padahal impor dapat mengakibatkan Indonesia menjadi tidak mandiri dalam menyediakan kebutuhan daging.

Salah satu solusinya adalah dengan menerapkan kebijakan top-down dari pemerintah selaku pemegang kekuasaan serta masyarakat selaku culture social. 

Tujuannya jelas yakni untuk menekan ketergantungan terhadap impor daging. Solusi ini sejalan dengan sekelompok masyarakat di Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu. 

Mereka membuat Pengembangan Komoditas Ternak Berbasis Sumber Daya Lokal dan Ekonomi Kerakyatan di Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu.

Mereka membuat sebuah area atau kawasan pengembangan sapi kaur yang dilakukan secara intensif oleh sekelompok masyarakat guna menunjang perekonomian masyarakat.

Sapi tersebut dikembangkan dan dilestarikan guna dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan daging. 

Dari data yang ada kemudian diolah dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan cara mengumpulkan data yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi acuan baru di kemudian hari. 

Hasilnya adalah menjadi sebuah solusi dalam mengatasi permasalahan ketergantungan impor dan juga menjadi penyokong kebutuhan daging dalam skala nasional.

Kata Kunci: Zone Development Kaur Beef, Sumberdaya Lokal, Kabupaten Kaur.

Abstrak

Salah satu isu yang berkembang selama beberapa tahun terakhir adalah pemanasan global atau global warming.

Indonesia pun turut serta sebagai salah satu penyumbang kerusakan kerusakan lingkungan yang menyebabkan pemanasan global.

Salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah buruknya sistem pengelolaan sampah. Di samping itu, faktor rendahnya kesadaran masyarakat memberikan sumbangsih dalam kerusakan lingkungan.

Hal ini mayoritas dapat terjadi karena keacuhan maupun ketidaktahuan masyarakat terhadap upaya penyelamatan lingkungan. 

Penyebab keacuhan dan ketidaktahuan ini dikarenakan masih minimnya budaya literasi dan media informasi di masyarakat dalam melestarikan lingkungan.

Perlu edukasi yang masif agar masyarakat menjadi sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. 

Salah satu cara untuk melakukan edukasi pelestarian lingkungan adalah dengan membuat kartun bertemakan cinta terhadap lingkungan.

Adapun isinya adalah menceritakan usaha-usaha bersama yang bisa dilakukan oleh masyarakat luas dalam menjaga lingkungan sekitar.

Disamping itu tentu butuh usaha penyebaran yang masif di media sosial maupun media massa agar masyarakat luas dapat mengetahuinya.

Kata Kunci : Kartun, Pemanasan Global, Kerusakan Lingkungan, upaya penyelamatan.