Cerpen tentang Diri Sendiri

Ada berbagai macam cara di dalam membuat contoh cerpen dan unsur intrinsiknya, salah satunya dengan menulis kenangan atau tentang diri sendiri, misalnya kenangan tentang hujan. Kenangan tersebut bisa kalian tuangkan dalam bentuk cerpen tentang Diri Sendiri.

Kalian dapat mengemas cerita pendek tentang diri sendiri secara menarik jika dibungkus dengan bahasa yang tepat. Untuk lebih mudahnya, kalian bisa menyimak salah satu cerpen tentang diri sendiri di bawah ini:

Hujan dan Cerita

Hujan dan Cerita

Namaku Nana, sekarang usiaku sudah menginjak 23 tahun. Siang ini aku hanya bisa melihat hujan yang turun dengan lebatnya.

Hujan yang turun siang ini mengingatkanku akan cerita pendek tentang diri sendiri di masa kecilku. Siang itu hujan turun dengan sangat deras di Kota Blora. Aku, seorang gadis mungil hanya bisa menatap di balik jendela.

Aku hanya bisa melamun sambil memasang cemberut menunjukkan kekecewaanku.  “Jika saja aku punya kenangan indah soal hujan”. Gumamku dengan lirih

Seketika lamunanku buyar ketika cipratan air mengenai pipiku. Aku baru sadar jika semua ruang kamar mengalami kebocoran.

“Aku sangat membenci musim penghujan” Teriakku di dalam kamar membuat Ibuku bergegas masuk dalam kamarku.

“Kamu kenapa sih Na teriak-teriak kaya gitu? Mukamu itu loh cemberut terus kenapa? Sampai membuat ibu takut saja”

“Pokoknya aku benci bu. Tadi pulang sekolah kehujanan. Baju seragam aku juga basah padahal besok harus dipakai lagi. Aku tidak bisa berangkat les bimbel dan sekarang ibu lihat sendiri kamarku bocor semua” Keluh Nana dengan sedih”.

Akhir-akhir ini memang sering terjadi hujan lebat yang mengguyur kota. Waktunya pun tak bisa diprediksi. Kadang pagi hari, siang hari bahkan seringkali hujan turun sepanjang hari.

“Nikmati saja hujan ini Na. Hujan yang turun setiap hari merupakan Rahmat dari Allah” Kata Ibuku mencoba menenangkan hatiku.

Cerpen tentang Kenangan Ibu Waktu Kecil

Pada waktu itu aku dengan wajah cemberut menaruh ember plastik untuk menampung tetesan air.

“Nana tahu tidak apa saja hikmah dibalik hujan?”.

Aku hanya menggelengkan kepala sambil menatap ibuku seolah minta jawaban yang memuaskanku.

Kemari Na biar ibu ceritakan” Kata ibu sambil menepuk tepi kasurku.

“Dulu waktu ibu masih duduk di bangku SMP, kota ini pernah dilanda kekeringan karena kemarau panjang. Banyak orang-orang yang gagal panen, mulai dari jagung, padi sampai sayuran.

Padahal biaya sekolah ibu semuanya bergantung dari hasil panen. Sumur sudah kering dan banyak terjadi kebakaran di mana-mana, termasuk di belakang rumah ibu”

“Lalu nasib ibu bagaimana?” Aku memotong cerita ibu karena sangat penasaran

Ibu pun meneruskan ceritanya sambil tersenyum lebar.

“Ibu sangat sedih waktu itu. Semua warga baik di kota maupun di Desa mengharapkan hujan segera turun. Banyak masyarakat yang melakukan shalat Istisqa’ untuk meminta hujan. Di kampung Ibu dulu sampai tiga kali melakukan shalat istisqa.”

“Alhamdulillah setelah itu Allah mengabulkan doa kita. Sora harinya hujan turun dengan begitu lebat. Udara yang awalnya sangat panas tiba-tiba menjadi sejuk. Semua petani termasuk kakek kamu sangat bersyukur dengan datangnya hujan.”

“Ibu dan semua teman-teman langsung pergi ke halaman untuk hujan-hujanan. Ada banyak sekali manfaat dari turunnya hujan.”

“Jika saja Nana tau betapa sulitnya mencari air pada waktu itu, pasti Nana akan sangat bersyukur dengan datangnya hujan saat ini.”

Cerita Pendek tentang Diri Sendiri: Aku Sadar Atas Kesalahanku

“Ya Allah maafkan Nana karena kurang bersyukur atas nikmat yang telah Engkau berikan. Nana tidak akan lupa membawa jas hujan ketika berangkat ke sekolah.”

Aku pun kembali menatap langit yang masih menurunkan hujan.

Ibu hanya bisa tersenyum melihat tingkah lucu yang kulakukan. Dia pun mengelus rambutku dengan penuh kasih sayang.

Sejak saat itu akupun sudah tidak mengeluh lagi karena hujan dan mulai membiasakan diri dengan keadaan di musim penghujan.

Nah itu tadi contoh cerpen tentang diri sendiri yang bisa kalian jadikan referensi. Semoga bermanfaat!!

Leave a Reply