FRASA (Lengkap): Pengertian, Ciri, Jenis, Contoh

Frasa – Dalam sebuah kalimat tentu memiliki unsur pembentuk yang menyusunnya. Unsur pembentuk kalimat tersebut berupa satuan kata atau bahkan lebih. Sedangkan setiap satuan kata selalu menempati satu fungsi.

Fungsi yang dimaksud dalam kalimat berupa Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), Keterangan (Ket.), dan Pelengkap (Pel.). Sedangkan dalam setiap kalimat minimal memiliki fungsi Subjek (S) dan Predikat (P).

Pengertian Frasa

Frasa Pengertian Frasa

Frasa adalah kelompok kata yang tidak mengandung unsur predikatif, tetapi dapat menduduki fungsi tertentu dalam kalimat. Frasa hanya memiliki satu makna dari unsur pembentuknya.

Untuk lebih jelasnya, simak kalimat di bawah ini.

Contoh frasa: Saat pulang, Adik selalu menghampiri toko kelontong.

Dalam kalimat tersebut, jika diuraikan kita akan menemukan tiga frasa, yaitu saat pulang, selalu mampir, ke toko kelontong, dan milik Pak Budi.

Dikatakan frasa karena dalam satu fungsi terdapat dua kata atau lebih.

  • Saat pulang memiliki fungsi sebagai Keterangan (Ket.)
  • selalu menghampiri memiliki fungsi sebagai Predikat (P)
  • toko kelontong memiliki fungsi sebagai Objek (O)

Sedangkan Adik yang memiliki fungsi Subjek (S) bukanlah termasuk frasa karena dalam satu fungsi hanya terdiri atas satu kata.

Ciri-ciri Frasa

Frasa Ciri-Ciri Frasa

Frasa memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki kata maupun kalimat. Sehingga lebih mudah untuk dibedakannya. Berikut ciri-ciri dari frasa.

  • Dibentuk oleh dua kata atau lebih
  • Bersifat nonpredikatif
  • Mempunyai satu makna gramatikal
  • Menduduki satu fungsi jika dirangkai dalam kalimat

Jenis Frasa

Frasa Jenis Frasa

Frasa dapat dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan kategori, konstruksi, dan kelas. Dari masing-masing jenis tersebut memiliki jenis dan ciri-ciri yang berbeda. Berikut jenis-jenis frasa.

1. Berdasarkan Kategori Frasa

Berdasarkan kategori, frasa dibagi menjadi dua, yaitu frasa setara dan frasa bertingkat, serta frasa idiomatik. Berikut uraiannya.

a) Frasa Setara dan Frasa Bertingkat

Frasa setara atau disebut dengan frasa koordinatif merupakan frasa yang memiliki unsur pembangun yang setara. Frasa setara dapat dibuktikan dengan kemungkinan menghubungkan unsur-unsur menggunakan konjungsi dan, atau.

Contoh:

  1. Saat pulang dan pergi ia selalu menggunakan motor.
  2. Jauh atau dekat ia tetap menempuh perjalanan itu.

Frasa bertingkat atau bisa disebut dengan frasa atributif merupakan frasa yang mempunyai unsur pembangun tidak setara. Salah satu unsur dalam frasa ini berperan sebagai inti dan unsur lainnya sebagai atribut atau pelengkap. Misalnya, sedang membaca, hari itu, baik sekali.

Contoh:

  1. Semua siswa sedang membaca novel di taman sekolah.
  2. Semua siswa membaca novel di taman sekolah.
Banyak dibaca:  Contoh Teks Persuasif

b) Frasa Idiomatik

Frasa idiomatik mempunyai bentuk khusus berupa konstruksi atau susunan yang bersifat tetap. Frasa idiomatik biasanya tersusun atas unsur berupa kata kerja intransitif atau kata sifat dan unsur lain berupa kata depan.

Frasa idiomatik hanya berlaku pada frasa yang telah umum digunakan, serta antar unsur mempunyai pertalian makna. Misalnya kata terkenang selalu bertalian dengan kata akan sehingga membentuk frasa akan terkenang.

Contoh:

  1. Pada zaman dahulu hiduplah seorang raja yang arif bijaksana.
  2. Banjir itu disebabkan oleh jebolnya tanggul penahan air.
  3. Rumah Pak Budi lebih besar daripada rumah Pak Agus.

Frasa pada zaman dahulu, disebabkan oleh, dan lebih besar daripada dikatakan sebagai frasa idiomatik karena sudah umum digunakan sehingga jika diubah dengan kata lain maka akan membentuk makna lain atau bahkan tidak saling bertalian karena tidak sesuai. Fungsi ini bisa digunakan dalam membuat contoh paragraf argumentasi tentang kesehatan.

2. Berdasarkan Konstruksi Frasa

Frasa berdasarkan konstruksinya dibagi menjadi dua, yaitu frasa endosentrik dan frasa eksosentrik. Dari dua jenisi tersebut bisa dilihat perbedaannya dari unsur pembangunnya.

a) Frasa Endosentrik

Adalah jenis frasa yang secara keseluruhan mempunyai pengaturan atau hubungan kata, baik salah satu maupun semua unsur pembangunnya. Frasa ini tidak mengubah inti frasa meskipun salah satu unsur pembangunnya dihilangkan.

Contoh:

  1. Kalista membeli baju baru.
  2. Kalista membeli baju.

Berdasarkan contoh tersebut, frasa endosentris mempunyai unsur pembangun yang boleh tidak digunakan dalam kalimat. Namun makna frasa dalam kalimat tersebut tetap jelas dan tidak samar. Kata baru bisa dihilangkan dan kalimat tersebut masih jelas dan tidak samar.

b) Frasa Eksosentrik

Frasa eksosentrik adalah frasa yang tidak memiliki distributif yang sama dengan semua unsurnya. Frasa ini tidak memiliki unsur inti sehingga penggunaannya dalam kalimat harus secara utuh atau tidak dapat diperlakukan seperti halnya frasa endosentrik.

Pada intinya unsur pembangunnya harus ada, jika tidak ada maka kalimat tersebut tidak berterima. Frasa eksosentris pada umumnya diawali oleh kata depan. Misalnya, kepada ibunya, dari Surabaya.

Contoh:

  1. Agus memberikan hadiah sebagai bentuk sayang kepada ibunya.
  2. Agus memberikan hadiah sebagai bentuk sayang

Keterangan:

Kalimat (1) berterima karena didahului oleh kata depan kepada. Kalimat (2) tidak berterima karena tidak didahului dengan kata depan. Sehingga kata kepada tidak boleh dihilangkan agar kalimat menjadi berterima.

  1. Rawon setan merupakakn makanan khas yang berasal dari Surabaya.
  2. Rawon setan merupakakn makanan khas yang berasal

Keterangan:

Kalimat (1) berterima karena didahului oleh kata depan dari. Kalimat (2) tidak berterima karena tidak didahului dengan kata depan. Sehingga kata dari tidak boleh dihilangkan agar kalimat menjadi berterima.

3. Berdasarkan Kelas Frasa

Frasa berdasarkan kelasnya, dapat dibagi menjadi enam yaitu frasa nomina, frasa verba, frasa numeralia, frasa adjektiva, frasa adverbia, dan frasa preposisional. Agar lebih mudah mempelajarinya, untuk jenis frasa ini merupakan frasa berdasarkan jenis kata yang membentuknya. Berikut uraian beserta contoh.

Banyak dibaca:  Contoh Surat Perjanjian

a) Frasa Nomina atau Frasa Benda

Frasa nomina yaitu frasa dengan unsur pembangun yang membentuk makna atau inti frasa berupa kata benda atau nomina. Berdasarkan unsur pembangunnya, frasa nomina dapat menduduki posisi subjek, objek, keterangan, atau pelengkap.

Contoh: Anggun membeli buku gambar.

Hal ini dikarenakan frasa buku gambar di kalimat distribusi sama dengan kata benda buku.

b) Frasa Verba atau Frasa Kerja

Frasa verba mempunyai unsur pembangun yang membentuk makna atau inti frasa berupa kata kerja atau verba. Jenis frasa verba biasanya menduduki fungsi predikat dalam kalimat.

Contoh: Radit selalu membaca buku baru di perpustakaan.

Disebabkan karena frasa selalu membaca adalah kata kerja dan distribusinya sama dengan kata kerja membaca.

c) Frasa Adjektiva atau Frasa Sifat

Frasa adjektiva mempunyai unsur pembangun yang membentuk makna atau inti frasa berupa kata sifat atau adjektiva. Frasa adjektiva dalam kalimat dapat berfungsi sebagai keterangan atau pelengkap.

Contoh: Pemandangan di lereng Gunung Bromo sangat indah.

Disebabkan karena frasa sangat indah adalah kata sifat dan distribusinya sama dengan kata sifat indah.

d) Frasa Adverbia atau Frasa Keterangan

Frasa adverbia mempunyai unsur pembangn yang distribusinya sama dengan kata keterangan. Umumnya inti frasa adverbia juga berupa kata keterangan dan dalam kalimat sering menduduki fungsi sebagai keterangan.

Contoh: Aini mencuci baju dengan mesin cuci.

Disebabkan karena frasa dengan mesin cuci adalah kata keterangan yang menunjukkan keterangan cara.

e) Frasa Numeralia atau Frasa Bilangan

Frasa numeralia mempunyai unsur pembangun yang membentuk makna atau inti frasa berupa kata bilangan atau numeralia. Frasa numeralia dapat berfungsi sebagai subjek, objek, keterangan, atau pelengkap dalam kalimat.

Contoh: Hingga saat ini ayah telah memelihara tiga ekor sapi.

Disebabkan karena frasa tiga ekor adalah kata numeralia dan distribusinya sama dengan kata numeralia tiga.

f) Frasa Preposisional atau Frasa Depan

Frasa preposisional merupakan frasa yang diawali dengan kata depan (preposisi), seperti di, ke, dari, untuk, kepada, dengan. Frasa ini dapat menduduki fungsi keterangan atau pelengkap dalam kalimat. Preposisi sebagai unsur pembangun frasa ini disertai berbagai jenis kata.

Contoh: Ayah baru saja sampai dari Jambi.

Disebabkan karena frasa dari Jambi adalah kata berpreposisi sebagai unsur pembangun frasa yang disertai dengan kata preposisi dari.

Nah, itu tadi pengertian, ciri-ciri, jenis, dan contoh dari frasa. Semoga materi tersebut bisa dipahami dengan mudah dan membantu kalian dalam belajar. Setelah kalian mempelajari tentang frasa lengkap, ada baiknya juga belajar tentang:

Terima kasih.

Leave a Reply